KBR- Sumber-sumber militer di Pakistan menyebut telah mengeksekusi dua militan pemberontak di dalam penjara. Ini dilakukan untuk merespon tragedi pembunuhan 149 orang, yang kebanyakan adalah anak sekolah, di Peshawar hari Selasa lalu.
Para pejabat mengatakan Ageel, yang juga dikenal sebagai Dr. Usman, dan Arshad Mahmood digantung di penjara Faisalbad. Kedua laki-laki itu dinyatakan terbukti bersalah di pengadilan militer karena merencanakan serangan terhadap markas-markas militer, upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Pervez Musharraf, dan serangan mematikan terhadap tim kriket Sri Lanka yang sedang berkunjung.
Eksekusi itu dilakukan sehari setelah Perdana Menteri Nawaz Sharif membatalkan moratorium mengenai hukuman mati dalam menanggapi serangan terhadap sekolah itu. Militan Taliban mengatakan serangan itu merupakan balas dendam atas ofensif pemerintah terhadap mereka. Pemimpin militer Jenderal Raheel Sharif telah menandatangani surat perintah eksekusi atas empat militan lagi, kata para pejabat, dan eksekusi tersebut diperkirakan akan segera dilakukan.
Amnesty International dan Human Rights Watch telah mengecam keputusan Sharif untuk menetapkan eksekusi. Amnesty menyebutnya “Reaksi spontan yang tidak mengatasi akar masalahnya.”
Sementara Pakistan memulai duka cita tiga hari bagi para korban serangan di sekolah itu, pasukan menyerang dan menewaskan sedikitnya 50 militan di Khyber dekat perbatasan Afghanistan. Delapan orang lainnya tewas di sebelah barat daya provinsi Baluchistan, termasuk seorang komandan senior Taliban. (VoA)
Editor: Dimas Rizky