NASIONAL

11 Desember, Selamat Hari Gunung Internasional!

"KBR, Jakarta - Kamis (11/12) ini dunia memperingati Hari Gunung Internasional. Majelis Umum PBB telah menetapkan 11 Desember, dari tahun 2003."

Dimas Rizki

11 Desember, Selamat Hari Gunung Internasional!
Hari gunung

KBR, Jakarta - Kamis (11/12) ini dunia memperingati Hari Gunung Internasional. Majelis Umum PBB telah menetapkan 11 Desember, dari tahun 2003.

Hanya saja masih banyak pendaki gunung yang tidak hanya meninggalkan jejak di gunung. Mereka masih meninggalkan berbagai sampah, plastic, makanan, baterai, juga putung rokok.

Padahal alam sulit mengurai plastik. Meninggalkan makanan berarti membuat hewan hewan berebut makanan dari pada mencari sendiri di alam.

Di antara yang dibuang sembarangan di gunung adalah baterai. Baterai mengandung merkuri yang kemudian meresap ke tanah bisa berakumulasi ke otak dan bisa mempengaruhi keseimbangan bagi tubuh. Lainnya, plastik juga sering dijumpai.

Wakil Ketua Mapala Universitas Indonesia, Tubagus Rian menjelaskan para pendaki juga perlu menrapkan pendakian Zero Waste. Zero waste sendiri berpijak dari prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Intinya mendaki nol sampah. Zero waste yakni tidak meninggalkan apapun kecuali jejak, tidak mengambil apapun kecuali gambar, serta jangan membunuh apa pun kecuali waktu.

"Kurangi bawa makanan yang dibungkus dengan plastik dan selalu ingat kalau gunung adalah alam yang harus dinikmati, masa dikotori," jelas Rian saat dihubungi KBR, Kamis (11/12).

Menurut Rian, taman nasional juga perlu membatasi jumlah pandaki gunung yang mendaki dalam satu watku. Ini diyakini bisa mengurangi jejak sampah.

"Mengurangi jumlah pendaki adalah salah satu opini untuk kurangi sampah di gunung. Karena masih ada pendaki yang nggak peduli dengan masalah ini," jelas dia.

Editor: Pebriansyah Ariefana

  • Hari gunung

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!