KBR68H, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mempertanyakan sebab tewasnya tahanan politik Papua Kanius Murib di dalam penjara.
Anggota Komnas HAM Natalius Pigai juga mempertanyakan banyaknya tahahan politik di Papua yang berobat dengan menggunakan uang pribadi.
Nathalius Pigai yang juga warga Papua itu menegaskan, pemerintah seharusnya bertanggungjawab atas seluruh biaya pengobatan para tahanan politik.
"Evaluasi kami bahwa tahanan politik di sana sangat memperihatinkan.
Mereka mendapat perlakuan tidak berprikemanusian. Ini bisa dilihat dari
tewasnya Kanius Murib, serta kasus Philip Karma yang terpaksa berobat ke
Jakarta menggunakan biaya sendiri," kata Nathalius Pigai.
Meninggalnya
tahanan politik Papua, Kanius Murib di dalam penjara memicu protes
kalangan aktivis kemanusiaan. Mereka meminta pemerintah bertanggung
jawab atas tewasnya Kanius Murib.
Berdasarkan data LSM Kontras, jumlah tahanan politik di Papua antara tahun 2003-2012 ini terdapat sekitar 72 orang. Sementara data dari Kementerian Hukum dan HAM, jumlah tapol/napol di Papua hanya 25 orang.