KBR, Bali- Pemimpin tertinggi umat Katolik, Paus Fransiskus menyerukan kepada para tokoh dan pemimpin yang berkumpul dalam Forum R20, untuk menolak tegas ekstremisme, radikalisme, terorisme dan semua dorongan lain yang menciptakan kebencian, permusuhan, kekerasan dan perang, apa pun motivasi atau tujuannya. Sebab, semua hal itu tidak berkaitan dengan semangat autentik agama.
Seruan itu tertuang dalam surat resmi yang dibacakan oleh Dubes Takhta Suci Vatikan untuk Indonesia, Uskup Agung Piero Pioppo.
"Sadly, the world is increasingly marked by the neglect of God and by abuses committed in his name. We must affirm that extremism, radicalism, terrorism and all other incentives to hatred, hostility, violence and war, whatever their motivations or goals, have nothing to do with the authentic spirit of religion and must be rejected in the most decisive possible. Instead, it is our responsibility, as individual believers and as leaders of our respective communities, to foster the path of mutual dialogue, love and reconciliation that lead to peace in conformity with the plan of the Almighty. (Sayangnya, dunia semakin ditandai dengan pengabaian Tuhan dan pelanggaran yang dilakukan atas nama-Nya. Kita harus menegaskan bahwa ekstremisme, radikalisme, terorisme dan semua dorongan lain yang menciptakan kebencian, permusuhan, kekerasan dan perang, apa pun motivasi atau tujuannya, tidak berkaitan dengan semangat autentik agama dan harus ditolak dengan cara yang paling tegas. Sebaliknya, adalah tanggung jawab kita, sebagai individu beriman dan sebagai pemimpin komunitas kita masing-masing, untuk mendorong jalan dialog timbal balik, cinta dan rekonsiliasi yang mengarah pada perdamaian sesuai dengan rencana Yang Mahakuasa)," Ujar Paus Fransiskus pada forum R20, Bali, Rabu, (2/11/2022)
Ia juga mengingatkan soal tanggung jawab semua pihak, sebagai individu beriman dan sebagai pemimpin komunitas masing-masing, untuk mendorong jalan dialog timbal balik, cinta dan rekonsiliasi yang mengarah pada perdamaian sesuai dengan rencana Yang Mahakuasa.
Kata Paus, terlepas dari agama tertentu yang dianut orang, kesetiaan sejati kepada Allah tak dapat dinyatakan jika tak ada kasih kepada sesama manusia, terkhusus pada kaum papa dam rentan. Karena itu, menurut Paus Fransiskus, memperkuat ikatan persaudaraan merupakan kontribusi penting agama bagi tatanan sosial yang sehat.
Forum agama G20 atau Religion of Twenty (R20) dihelat di Bali, 2-3 November 2022, dan dihadiri lebih dari 400 undangan dari dalam dan luar negeri. Mereka adalah para pemimpin agama, sekte, dan aliran kepercayaan dari berbagai negara dengan jutaan pengikut.
Baca juga:
- Presiden Jokowi Harap Para Tokoh Agama di R20 Bangun Kesepahaman
- Gus Yahya Harap Para Pemimpin Agama Saling Jujur dan Terbuka di Forum R20
Editor: Sindu