NASIONAL

Mentan Jamin 12 Bapok Aman Hingga Nataru

"Mentan menegaskan bahwa produksi bahan pokok cukup melimpah di lapangan. "

inflasi daerah

KBR, Jakarta-  Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjamin ketersediaan stok 12 kebutuhan bahan pokok (bapok) tercukupi hingga akhir tahun ini. Itu disampaikan Mentan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang turut dihadiri Menteri Dalam Negeri hingga Satgas Pangan Polri, hari ini.


"Saya mau lihat ada 12 pengendalian yang kami lakukan, semuanya aman kok Pak sampai Desember. Beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam, telur ayam ,gula konsumsi, minyak goreng, aman. Saya tanggung jawab, Bapak," ujar Syahrul dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang disiarkan secara daring, Senin (21/11/2022).

Mentan  Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dinamika stok bahan pokok lumrah terjadi di setiap penghujung tahun. Sebab, ada berbagai faktor yang mempengaruhi seperti masalah cuaca hingga perayaan hari Natal dan tahun baru.

"November, Desember hingga Januari itu selalu ada (dinamika, red). Saya sebagai kepala daerah 25 tahun, di situ ada berbagai hal dengan demikian itu memicu dinamika yang ada," tuturnya.

Baca juga:

Mentan menegaskan bahwa produksi bahan pokok cukup melimpah di lapangan. Namun, persoalan kerap terjadi yakni stok pergudangan atau buffer stock yang sukar diatur. 

Kata dia, hal ini merupakan ancaman nyata yang bisa menyebabkan terjadinya inflasi.

"Karena pedagang main, dan negara tidak boleh kalah dengan itu apalagi kalau cadangan-cadangan tidak dipersiapkan melakukan katakanlah intervensi kedaruratan atas nama negara itu nggak apa-apa kita stok dulu," pungkasnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • Inflasi
  • inflasi pangan
  • Mentan Syahrul Yasin Limpo
  • 12 Bapok
  • inflasi daerah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!