KBR, Jakarta- Pemerintah bersama sejumlah pihak terkait kini tengah meneliti manfaat cairan etanol sebagai alternatif obat untuk penyakit ginjal akut yang sudah menyebar di 28 provinsi di Indonesia. Antara lain Provinsi DKI Jakarta, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Selatan.
Juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Mohammad Syahril mengatakan pemerintah menggandeng RSCM dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) untuk meneliti manfaat cairan etanol bagi penyakit ginjal akut pada anak.
"Nah, untuk etanol ini tetap saja dilakukan penelitian dan dilakukan uji coba di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dan memang ini menjadi pilihan. Karena dalam sisi harga, lebih murah, ya. Kalau memang nanti perlu, kita akan sampaikan apakah uji yang dilakukan RSCM dan IDAI dalam rangka pemberian antidotum etanol, ini ada hasilnya. Nanti kita akan sampaikan ya," ucap Syahril dalam keterangannya Senin, (07/11/22).
Baca juga:
Menurut Syahril, etanol memang termasuk obat yang direkomendasikan sebagai antidotum. Maka dari itu fungsinya kerap disandingkan dengan Fomepizole.
"Hanya saja, etanol ini harus dikemas ulang ya untuk dijadikan obat sehingga dia bisa berfungsi. Berbeda dengan Fomepizole yang sudah siap pakai. Sehingga seluruh rumah sakit tinggal memakainya," ujarnya.
Sejauh ini obat yang direkomendasikan dan disediakan oleh pemerintah, baru antidotum Fomepizole. Terapi pengobatan ini diberikan gratis oleh pemerintah kepada pasien. Fomepizole masih menjadi pilihan utama karena penggunaannya lebih praktis.
Fomepizole adalah antidot atau penawar intoksikasi zat Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (EG) dalam darah. Dua zat ini diduga kuat jadi penyebab sejumlah kasus penyakit ginjal akut di tanah air.
Berdasarkan catatan Kemenkes, penyakit ginjal akut secara total telah mencapai 324 kasus per Minggu, 6 November 2022. Dari jumlah itu, 83 orang belum diketahui tingkat keparahannya. Kemudian 190 pasien berada pada tingkat stadium tiga, 25 orang stadium dua, dan 26 orang masuk kategori stadium satu.
Editor: Sindu