NASIONAL

Halal 20, Wapres: Bukan Lagi Sebatas Ajaran Agama

"Wapres Ma'ruf Amin mengatakan potensi besar pasar halal global semakin besar"

produk halal

KBR, Jakarta-  Wakil Presiden Republik Indonesia (Wapres RI) Ma'ruf Amin menyebut, produk halal tak lagi hanya berlandaskan ajaran agama. Kata dia, minat masyarakat di dunia untuk mengonsumsi produk halal, tak hanya terbatas pada kewajiban agama tertentu, khususnya sebagaimana diatur dalam agama islam.

"Kegemaran akan produk halal bukan lagi sebatas berlandaskan pada kepatuhan ajaran agama. Tren ini kini diperkuat dengan nilai-nilai filosofis baru, seperti kesadaran akan kesehatan, kebersihan, keberlanjutan, bahkan kesejahteraan dan keseimbangan alam. Kesemuanya bermuara pada keyakinan akan pentingnya menciptakan masa depan yang kokoh dan berkelanjutan," kata Ma'ruf dalam Peresmian Pembukaan Forom Halal 20 (H20), Kamis (17/11/22)

Wapres Ma'ruf Amin mengatakan potensi besar pasar halal global saat ini kian menarik bagi produsen serta pelaku perdagangan antarnegara. Hal ini misalnya terlihat pada sektor makanan halal.

"Brasil membukukan nilai ekspor tertinggi ke negara-negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam) sebesar 16,5 miliar dolar AS, disusul ekspor dari India sebesar 15,35 miliar dolar AS," imbuhnya.

Baca juga:

Ma'ruf berharap ke depan akan semakin banyak kerja sama internasional yang terjalin dalam perdagangan produk halal. Dengan begitu artinya semakin ada pengakuan dan keberterimaan jaminan produk halal sebagai suatu kebutuhan.

"Inilah yang menjadikan penyelenggaraan acara Halal20 sangat strategis dan relevan. Indonesia terus berkomitmen mengembangkan dan memperkuat kerja sama pasar halal global, baik dengan negara-negara anggota G20, maupun negara-negara tujuan ekspor Indonesia lainnya," jelasnya.

Editor: Rony Sitanggang

  • pasar eskpor
  • wakil presiden maruf amin
  • produk halal
  • Halal 20

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!