NASIONAL

FOMO Sapiens : Kenaikan Cukai Rokok dan Bayang-bayang PHK Massal

FOMO Sapiens : Kenaikan Cukai Rokok dan Bayang-bayang PHK Massal
Ilustrasi highlight berita sepekan. (FOTO : KBR)

KBR, Jakarta – Pemerintah mengumumkan tarif cukai rokok naik pada 2023 dan 2024. Ini bertujuan untuk mengurangi jumlah perokok baik dewasa maupun anak. Namun, efektifitasnya dipertanyakan.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal terus terjadi. Perusahaan skala global seperti Twitter, Meta, Shopee, Intel, hingga Netflix melakukannya demi menghadapi ketidakpastian kondisi ekonomi global di 2023. Sayangnya, hal ini juga terjadi di tanah air. Di tengah bayang-bayang phk massal, APINDO muncul dengan gagasan No Work No Pay yang mengundang polemik.

Dua topik ini jadi sorotan dalam FOMO Sapiens pekan ini.

1. Kenaikan Cukai Rokok

Pemerintah lewat Menteri Keuangan Sri Mulyani memutuskan menaikkan tarif cukai rokok sebesar 10 persen. Kenaikan yang akan terus berlangsung setiap tahun selama lima tahun ke depan ini bertujuan menurunkan jumlah perokok utamanya perokok anak usia 10-18 tahun. Kebijakan ini menuai polemik di masyarakat. Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) menolak kenaikan cukai 10 persen karena dinilai terlalu tinggi dan bakal memberatkan petani tembakau. Sebaliknya, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Komnas Pengendalian Tembakau menilai kenaikan cukai seharusnya jauh lebih besar dari 10 persen. Bagaimana selengkapnya?

Baca juga: Petani Tembakau Minta Pemerintah Turunkan Cukai

2. Bayang-bayang PHK Massal

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mendesak Kementerian Ketenagakerjaan menerbitkan aturan berisi fleksibilitas jam kerja dengan prinsip no work no pay (tidak bekerja, tidak dibayar). Ini demi mengurangi jumlah orang yang terkena PHK. Namun, usulan ini ditolak oleh pihak pekerja. Menurut Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (ASPEK Indonesia) konsep tersebut berpotensi melanggar Undang-Undang dan asas kemanusiaan. Dalam undang-Undang setiap pekerja wajib diberi upah meski tidak bekerja. Karena ketika pekerja dirumahkan, itu adalah keputusan perusahaan, bukan kemauan pekerja. Bagaimana win-win solution-nya?

Dengarkan bahasan selengkapnya di FOMO Sapiens pekan ini bersama Ian Hugen dan Aika Renata. Akan ada juga obrolan menarik terkait persiapan KTT G20 dan pembatasan kegiatan masyarakat.

Baca juga: Upaya Mengatasi Ancaman PHK Massal di Industri Tekstil

*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]

  • #fomosapiens
  • #podcast
  • #cukairokok
  • #APTI
  • #PHK
  • #Twitter
  • #Meta
  • #Apindo
  • #KTTG20
  • #Bali

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!