BERITA

Sepanjang Pandemi 2020, Daya Tahan Ekonomi Syariah Lebih Kuat Dibanding Ekonomi Nasional

""Saat pandemi menghantam Indonesia pada 2020, ekonomi syariah hanya mengalami kontraksi sebesar -1,75 persen, sedangkan ekonomi nasional terkontraksi lebih besar dari itu, yakni -2,07 persen.""

Ranu Arasyki

Sepanjang Pandemi 2020, Daya Tahan Ekonomi Syariah Lebih Kuat Dibanding Ekonomi Nasional
Aktivitas pelayanan nasabah di Bank Syariah Indonesia (BSI) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/11/2021). (Foto: ANTARA/Arnas Padda)

KBR, Jakarta - Ekonomi keuangan syariah memiliki daya tahan yang lebih kuat dibandingkan ekonomi nasional pada saat pandemi Covid-19 memukul sendi-sendi perekonomian negara. 

Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, ekonomi syariah hanya mengalami goncangan kecil, yakni sebesar minus 1,75 persen, dibandingkan kontraksi yang dilalui ekonomi nasional mencapai minus 2,07 persen.

"Ekonomi syariah memiliki peran penting dimana kontraksi sektor di 2020 daripada ekonomi nasional. Jadi kontraksi syariah hanya minus 1,75 dibandingkan nasional minus 2,07," katanya usai melakukan rapat pleno bersama Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Selasa (30/11/2021)

Baca Juga:

Airlangga melaporkan, saat ini total aset perbankan syariah mencapai 4,41 persen dari total aset perbankan nasional, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 4,89 persen, dan di segi pembiayaan sebesar 4,54 persen.

Airlangga menjelaskan, pemerintah akan mendorong penguatan ekonomi dan keuangan syariah, melalui peningkatan halal value chain, UMKM, penguatan ekonomi digital, literasi SDM, research and development (RnD), fatwa dan regulasi serta tata kelola yang baik.

"Kemudian beberapa yang perlu didorong adalah sisi supply dan demand syariah untuk meningkatkan porsi pembiayaan syariah, inklusi keuangan, percepatan program KUR Syariah, wakaf mikro, keuangan digital, inklusi keuangan bagi santri dan pesantren serta mendorong ekosistem industri dan kawasan industri halal," ujarnya.

Airlangga menambahkan, indeks keuangan syariah (islamic finance index) Indonesia menempati urutan ke-2 di lingkup global pada 2020, atau naik naik dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara halal food Indonesia berada di posisi ke-4, halal fashion di posisi ke-3, media rekreasi di posisi ke-5, disusul friendly travel, cosmetic pharmacy, dan islamic finance masing-masing berada di posisi ke-6.

Editor: Agus Luqman

  • Ekonomi Syariah
  • Airlangga Hartarto
  • Pertumbuhan Ekonomi
  • Kemenko Perekonomian

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!