BERITA

Kominfo: Hoaks Paling Banyak Diunggah Lewat Facebook

""Persebaran terbanyak pada platform Facebook sejumlah 4.463 unggahan. Kini pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5.031 unggahan hoaks Covid-19 dan 131 unggahan lainnya sedang ditindaklanjut""

Kominfo: Hoaks Paling Banyak Diunggah Lewat Facebook
ilustrasi

KBR, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan, berita bohong, atau hoaks paling banyak diunggah melalui platform media sosial, Facebook.

"Persebaran terbanyak pada platform Facebook sejumlah 4.463 unggahan. Kini pemutusan akses telah dilakukan terhadap 5.031 unggahan hoaks Covid-19 dan 131 unggahan lainnya sedang dalam proses tindak lanjut," kata Juru Bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi saat memberi keterangan pers terkait Menolak Hoaks Covid-19 di kanal Kemenkominfo TV, Kamis (25/11/2021).

Menurut Dedy, Kemkominfo telah mengidentifikasi beragam hoaks dan disinformasi yang disebarkan melalui media sosial sejak Januari 2020 hingga hari ini.

"Ada 1.999 isu hoaks tentang Covid-19 dalam 5.162 unggahan media sosial.

Dedy menambahkan, Kemenkominfo juga mengidentifikasi 395 isu hoaks mengenai vaksinasi dalam 2.449 unggahan media sosial.

"Dan Facebook juga menjadi platform yang paling banyak mengunggah hoaks tentang vaksinasi ini, yakni sebanyak 2.257 unggahan.

Berita lainnya:

Kata Dedy, unggahan hoaks tentang vaksinasi yang sudah terdeteksi ini, semuanya telah dilakukan pemutusan akses.

Selain itu, ada juga 48 isu hoaks mengenai Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 1.194 unggahan media sosial.

"Dari jumlah itu, dilakukan pemutusan akses terhadap 1.038 unggahan dan 156 sedang dalam proses," ungkapnya.

Lagi-lagi hoaks tentang PPKM paling banyak disebarkan melalui Facebook sebanyak 1176 unggahan, imbuh Dedi Permadi.


Editor: Kurniati Syahdan

  • hoaks
  • hoaks covid-19
  • hoaks vaksinasi
  • hoaks PPKM
  • Kominfo
  • facebook

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!