KBR, Jakarta - LSM Imparsial mendorong agar calon Panglima TNI Andika Perkasa berkomitmen terhadap penegakan HAM dan reformasi internal di tubuh TNI, jika pencalonannya disetujui DPR.
Direktur LSM Imparsial, Gufron Mabruri mendesak agar Andika Perkasa mampu menyelesaikan segudang pekerjaan rumah, termasuk pelanggaran HAM masa lalu yang melibatkan anggota TNI.
"Peristiwa HAM yang melibatkan TNI termasuk TNI Angkatan Darat. Misalnya kekerasan terhadap masyarakat sipil, petani, berkaitan dengan konflik lahan di beberapa daerah. Juga masalah Papua. Pelibatan militer di Papua, kemudian peran internal militer yang dalam konteks keamanan dalam negeri dan juga di ranah sipil yang semakin meluas. Itu beberapa pekerjaan rumah," ucap Gufron saat dihubungi KBR, Rabu (3/11/2021).
Baca juga:
- Presiden Ajukan Andika Perkasa Calon Tunggal Panglima TNI
- Imparsial: Panglima TNI Baru Harus Punya Komitmen HAM
Pembenahan TNI
Gufron mengatakan, Andika Perkasa hanya memiliki waktu satu tahun kedepan untuk bisa membuat suatu komitmen pembenahan di internal TNI.
Kata dia, dari sejumlah pekerjaan yang harus segera diselesaikan, terdapat prioritas yang harus menjadi agenda utama setelah resmi dilantik.
"Pandangan saya salah satu diantaranya perlu ada evaluasi dan koreksi terhadap pelibatan militer di luar tupoksinya, dalam menjaga pertahanan negara. Harus ada evaluasi yang menyeluruh terhadap penyimpangan yang ada," tuturnya.
Gufron mengatakan pemilihan Andika Perkasa sebagai calon panglima TNI dinilai lebih mempertimbangkan aspek politik ketimbang aspek normatif dan substantif dari calon-calon yang ada.
"Aspek politik ini berkaitan Andika merupakan menantu dari AM Hendropriyono dan juga kedekatan lain secara politik. Pertimbangan itu tampaknya lebih dilihat daripada soal normatif. Misalnya soal rotasi di UU TNI antarmatra, rekam jejak dari calon yang ada. Sepertinya itu tidak terlalu dilihat oleh Presiden," kata Gufron.
Baca juga:
- Menilik Pergantian Panglima TNI dari Kacamata Aktivis HAM Papua
- Masyarakat Adat: Jangan Tugaskan Aparat TNI yang Tidak Bisa Membangun Kasih ke Papua
Editor: Agus Luqman