BERITA

Hadapi Pukulan Panjang Akibat Pandemi, Pemerintah Dorong Diversifikasi Ekonomi di Daerah

"Pemerintah berupaya mendorong setiap daerah melakukan diversifikasi ekonomi untuk memberikan ketahanan terhadap goncangan krisis global akibat pandemi Covid-19."

Ranu Arasyki Arpungky

diversifikasi ekonomi
Seniman membawakan Tari Legong Tri Sakti di sebuah acara di Denpasar, Bali, Rabu (17/11/2021). (Foto: ANTARA/Nyoman Hendra)

KBR, Jakarta - Pemerintah berupaya mendorong setiap daerah melakukan diversifikasi ekonomi untuk memberikan ketahanan terhadap goncangan krisis global akibat pandemi Covid-19.

Staf Khusus Menko Bidang Perekonomian Reza Y. Siregar mengatakan diversifikasi perekonomian daerah sangat penting dilaksanakan. Bercermin dari dua tahun lalu, daerah yang tidak mempunyai broad phase ekonomi akan mengalami tekanan yang cukup signifikan dalam menghadapi krisis.

Reza mencontohkan, sejumlah daerah yang bergantung pada satu sektor usaha seperti Bali, Kalimantan, Papua dan Maluku mengalami kontraksi ekonomi yang sangat drastis dan bertahan cukup lama sepanjang masa pandemi.

Setengah dari Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Bali bergantung pada sektor pariwisata. Demikian juga dengan industri pertambangan di Kalimantan, Papua, dan Maluku berkontribusi sepertiga dari pembentukan PDRB.

Menurut Reza, kawasan tersebut memiliki tingkat pertumbuhan yang lebih fluktuatif dan rentan dibandingkan dengan pulau lainnya.

"Kami melihat, pengalaman di 2020-2021, itu daerah yang bergantung pada specific sector, terjadi kontraksi yang sangat drastis dan bertahan cukup lama. Jadi kami pastikan seperti Papua, Kalimantan di mana pertambangan juga sangat besar itu sangat volatile belakangan ini kembali. Tetapi, pada awal-awal krisis itu berdampak sekali secara drastis," kata Reza Siregar pada acara Webinar Nasional Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah Pasca Covid-19, daring, Kamis (18/11/2021).

Baca juga:

Sektor Informal

Selain menyoroti soal diversifikasi usaha, babak baru yang dihadapi Indonesia ialah mengenai tenaga kerja.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2020, saat ini mayoritas pekerja di Indonesia masih menggantungkan nasib di sektor informal.

Reza mengatakan, tingkat pendidikan para pekerja tersebut masih tergolong rendah. Sebanyak 35 juta pekerja di Indonesia merupakan lulusan sekolah dasar. Bahkan, di antaranya masih banyak yang tidak tamat sekolah.

Kondisi ini menyebabkan terbatasnya kemampuan para pekerja tersebut dalam memilih pekerjaan yang memberikan imbal hasil yang lebih tinggi seperti di sektor formal. Terlebih menghadapi krisis ekonomi seperti saat ini.

Untuk meningkatkan perekonomian di daerah, pemerintah berencana mendorong setiap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk menjalin kemitraan dengan investasi asing.

Dia menambahkan, pemerintah mengalokasikan 182 bidang usaha pada 106 kelompok bidang usaha untuk bekerja sama dengan investasi asing guna meningkatkan perekonomian di setiap daerah.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

  • diversifikasi ekonomi
  • pandemi covid-19
  • Pertumbuhan Ekonomi
  • tenaga kerja

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!