BERITA

DPR Minta Pemerintah Gencarkan Vaksinasi ke Lokasi Fasilitas Kesehatan yang Rendah

Ilustrasi: Petugas bersiap menyuntikan vaksin di gedung Natalyon 762 Vira Yudha Sakti, Sorong, Papua

KBR, Jakarta- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena meminta pemerintah mempercepat gerakan vaksinasi ke daerah-daerah yang cakupan vaksinasinya rendah dan jauh dari fasilitas kesehatan publik.

Menurut dia, jika vaksinasi ke daerah tersebut tidak segera dipercepat, maka penanganan terhadap pasien terinfeksi Covid-19 akan lebih sulit dilakukan. Melki juga meminta vaksinasi untuk kelompok rentan seperti Lansia dipercepat.

"Kita justru kencangkan vaksinasi karena mereka jauh lebih susah. Disamping tentu bagi lansia dan kelompok rentan termasuk tenaga kesehatan dan kelompok pekerja publik juga mesti kita amankan. katanya saat rapat Komisi IX dengan pemerintah, Senin (8/11/21).

Melki menyinggung vaksinasi di luar Jawa, khususnya daerah terluar seperti Papua yang masih rendah cakupan vaksinasinya. Padahal, kapasitas pelayanan kesehatan di sana lebih terbatas.

Baca Juga:


Antisipasi Lonjakan Kasus saat Nataru, Berapa Stok Obat Biofarma?

Menkes Kejar Vaksinasi Lansia di Akhir Tahun Ini



"Dalam konteks ini perlu kita melihat apa yang pak menteri sampaikan. Hingga akhir tahun mendekati 300 juta dosis yang akan disuntikkan. Tentu kita ingin melihat bagaimana persiapan vaksinasi ke daerah," sambungnya.

Dalam kesempatan itu Melki juga mempertanyakan sekitar 47 juta vaksin yang tertahan di daerah dan belum disuntikkan ke masyarakat. Dia berharap pemerintah menemukan pola yang tepat untuk mendistribusikan dan mengejar perluasan vaksinasi di daerah yang cakupan vaksinasinya masih rendah.

Editor: Ranu Arasyki

  • Fasilitas Kesehatan yang Rendah
  • DPR
  • vaksinasi
  • vaksinasi lansia
  • Emanuel Melkiades Laka Lena

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!