BERITA

BMKG: Ancaman Cuaca Ekstrem Terjadi Hingga Tahun Depan

"Sebagian besar wilayah akan memasuki puncak musim hujan pada Desember hingga Februari. Pada bulan tersebut BMKG memprediksi akan terjadinya La Nina"

Sejumlah warga melintasi banjir di Kampung Utan, Citayam, Depok, Jawa Barat, Minggu (7/11/21). (Foto
Sejumlah warga melintasi banjir di Kampung Utan, Citayam, Depok, Jawa Barat, Minggu (7/11/21). (Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha)

KBR, Jakarta - Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap bencana akibat cuaca ekstrem yang terjadi dalam bulan ini. BMKG mencatat intensitas hujan disertai petir meningkat di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kepala Sub Koordinator Bidang Prediksi Cuaca BMKG Ida Pramuwardani mengatakan hujan lebat dengan durasi yang lama dan ditandai dengan kilat dan petir membuat potensi bencana alam hidrometeorologi lebih tinggi dibandingkan musim transisi. 

Dalam sepekan ke depan, kata Ida, potensi hujan sedang hingga lebat akan terjadi di wilayah Sumatera bagian utara, Jawa, DKI Jakarta dan Banten, Kalimantan, Sulawesi bagian tengah dan Selatan. 

Untuk wilayah Maluku bagian utara dan Papua akan dilanda hujan berpola sporadis.

"Curah hujan sedang di atas 20 milimeter per hari, sedangkan lebat itu di atas 50 milimeter per hari. Karena itu, kita perlu mengantisipasi itu semua, dengan curah hujan intensitas tinggi dan durasi yang lama," katanya dalam sambungan telepon, Selasa (9/11/2021).

Ida menambahkan sebagian besar wilayah akan memasuki puncak musim hujan pada Desember 2021 hingga Februari 2022. 

Pada bulan tersebut BMKG memprediksi akan terjadinya fenomena La Nina, yang masuk bertepatan pada puncak musim hujan.

Baca Juga

Ida Pramuwardani mengimbau masyarakat memperhatikan kesiapan daerah masing-masing dalam menghadapi cuaca ekstrem, seperti kondisi tanah, tingkat resapan air, dan daya tampung sungai. 

Pengenalan terhadap potensi bencana di lingkungan sekitar, menurut dia, menjadi salah satu langkah dalam mengantisipasi bencana. 

Dia mencontohkan, upaya tersebut dapat dilakukan dengan cara membersihkan lingkungan, membuang sampah, dan menebang ranting pohon yang berbahaya.

"Kami harap masyarakat lebih aware terhadap perubahan cuaca, meng-update informasi terkait perubahan cuaca, dan mengikuti protokol jika terjadi bencana alam," katanya. 

BMKG telah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait dengan perubahan cuaca yang mulai ekstrem dalam sepekan terakhir. 

Informasi peringatan dini disampaikan secara rutin dan insidentil kepada BNPB, BPBD dan juga pemerintah daerah.

Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito mengingatkan pentingnya edukasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi bencana. 

Dia menyebut perlu kesiapsiagaan dari semua pihak untuk menghadapi bencana hidrometeorologi sebagai dampak fenomena La Nina.

Menurut Ganip, penanganan bencana mesti disikapi dengan sinergi dari hulu ke hilir. Dia meminta agar informasi peringatan dini yang diberikan oleh BMKG selalu direspon dengan baik oleh BPBD di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Dengan begitu, pemerintah daerah bisa mempersiapkan diri dalam upaya penanggulangan dan tindakan tanggap darurat.

Sejumlah daerah telah mengalami dampak cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir. Banjir di Kota Batu, Jawa Timur, pada 4 November lalu mengakibatkan tujuh korban jiwa. 

Banjir bandang dan tanah longsor juga terjadi di sebagian wilayah Jawa Barat, Gorontalo serta Gresik, Jawa Timur pada 6 hingga 7 November 2021. 

Kondisi cuaca ekstrem tersebut juga membuat beberapa titik di DKI Jakarta mengalami banjir sehingga membuat masyarakat mengungsi dan moda transportasi berhenti.

Editor: Agus Luqman

  • Cuaca Ekstrem
  • BMKG
  • Perkiraan Cuaca BMKG
  • La Nina
  • hidrometeorologi
  • perubahan iklim

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!