BERITA

Sastrawan Senior Tolak Rencana Gubernur Anies Bangun Hotel di TIM

Sastrawan Senior Tolak Rencana Gubernur Anies Bangun Hotel di TIM

KBR, Jakarta - Sastrawan senior Indonesia, Radhar Panca Dahana, menolak proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.

Menurut Radhar, proyek yang dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan itu tidak didasari pertimbangan kebudayaan, melainkan asas komersial semata.

"Iya, (TIM) dianggap sebagai cost center melulu, duit doang. Mereka bikin jalan keluar yang keliru," kata Radhar kepada Antara, Selasa (26/11/2019).

"Karena kebudayaan itu bukan cost. Kebudayaan itu investasi. Ukurannya bagaimana kita membuat manusia yang berintegritas, punya kepribadian, tidak korup, tidak bohong, tidak manipulatif, dan lain-lain," lanjutnya.


Rancang Ulang Revitalisasi TIM

Menurut Radhar, proyek revitalisasi TIM saat ini belum merepresentasikan kehendak seniman. Radhar pun mendesak agar proyek itu dihentikan sementara, kemudian direncanakan ulang bersama orang-orang yang bisa mewakili seniman.

"Seluruh proyek (revitalisasi TIM) dimoratorium. Kalau misalnya nanti ada lanjutan, itu tidak ada komersialisasi apapun di tanah TIM. Mau bentuknya hotel, toko, supermarket terserah, tapi tidak ada komersialisasi," kata Radhar kepada KBR, usai ia bertemu dengan anggota DPRD Jakarta, Rabu (27/11/2019).

"Bicarakan dulu secara jernih, komprehensif, baru setelah itu kita bisa mulai bangun, merevitalisasi sesuai kehendak bersama," lanjut dia.


Bangunan 14 Lantai, Gerai Ritel dan Hotel Bintang Empat

Saat ini PT Jakarta Propertindo (Jakpro), penanggung jawab proyek revitalisasi TIM, berencana mendirikan Wisma TIM yang berupa bangunan 14 lantai.

Seperti dijelaskan Humas Jakpro kepada Antara, Selasa (26/11/2019), Wisma TIM itu akan berisi:

    <li><b>Lantai 1-3</b>: galeri lukisan dan gerai usaha ritel.</li>
    
    <li><b>Lantai 5-6</b>: perpustakaan modern, pengganti Perpustakaan Umum DKI Jakarta.</li>
    
    <li><b>Lantai 7</b>: Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin yang baru, dibangun dengan konsep modern.</li>
    
    <li><b>Lantai 8-14</b>: penginapan berstandar hotel bintang empat, berkapasitas 200 kamar dan dapat disewa masyarakat umum.</li></ul>
    

    "Nantinya, hasilnya itu (Wisma TIM) jadi optimalisasi, bukan komersialisasi. Itu akan dikembalikan kepada TIM juga. Siapa pun yang mengurus, bahkan kalau Jakpro tidak jadi pengelola, ya tidak masalah juga," kata Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Marwoto kepada Antara, Selasa (26/11/2019). 

  • revitalisasi TIM
  • Anies Baswedan
  • Pemprov DKI
  • DKI Jakarta

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!