BERITA

Bertemu Wapres AS, Presiden Minta Produk Indonesia Bebas Pajak

""Wapres AS sepakat hubungan dagang Indonesia dan Amerika harus saling menguntungkan""

Bertemu Wapres AS, Presiden Minta Produk Indonesia Bebas Pajak
Presiden Joko Widodo bersama Wapres AS Mike Pence, saat melakukan pertemuan bilateral disela KTT Ke-33 ASEAN. (Foto: Sekretariat Negara)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo meminta Amerika Serikat mempertahankan fasilitas Generalized System of Preferences (GSP) bagi produk-produk Indonesia. Fasilitas itu memungkinkan produk Indonesia masuk ke Amerika tanpa dikenai pajak maupun cukai.

Ini disampaikan Presiden saat bertemu Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence di sela KTT ke-33 ASEAN di Singapura.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, hubungan dagang antara kedua negara seharusnya bersifat saling melengkapi dan menguntungkan. Pemberian fasilitas GSP bagi produk Indonesia dinilai tidak akan menimbulkan kerugian bagi Amerika. 

"GSP ini sangat bermanfaat bukan hanya untuk Indonesia, tapi juga Amerika. Presiden menekankan bahwa kalau kita menggunakan pendekatan zero sum, maka mungkin malah situasinya lebih buruk," ujar Retno di Singapura, Rabu (14/11/2018).

Retno mengatakan Wapres Pence, belum memberikan respon spesifik mengenai GSP. Namun, Pence sepakat hubungan dagang Indonesia dan Amerika harus saling menguntungkan.

"Tidak secara spesifik. Tapi saya kira pesan bahwa hubungan perdagangan yang saling menguntungkan itu dipahami oleh Amerika."

Sejak akhir tahun lalu, pemerintah Amerika Serikat menyatakan tengah mengevaluasi pemberian fasilitas bebas pajak bagi sejumlah produk Indonesia di negaranya. Produk yang dimaksud, misalnya tekstil, kapas, dan produk hasil laut. Pemerintah Amerika berpendapat ada sejumlah produk yang tidak lagi layak menerima fasilitas GSP. 


Editor: Friska Kalia

 

  • KTT
  • ASEAN
  • Jokowi
  • Joko Widodo
  • Amerika Serikat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!