BERITA

Belasan Korban Lion JT 610 Teridentifikasi, Tim DVI Lanjut Periksa Puluhan Kantung Jenazah

Belasan Korban Lion JT 610 Teridentifikasi, Tim DVI Lanjut Periksa Puluhan Kantung Jenazah

KBR, Jakarta - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri memeriksa tambahan 32 kantung jenazah korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 bernomor register PK-LQP di laut Tanjung Karawang, Jawa Barat. Dengan begitu jumlah total kini ada 137 kantung jenazah hasil temuan tim SAR gabungan.

Hingga hari ketujuh atau pada Minggu (4/11/2018), dari 105 kantung jenaah yang diperiksa, tim DVI berhasil mengidentifikasi 14 korban. Kepala Instalansi Forensik RS Polri Edy Purnomo merinci, dari belasan jenazah itu sebanyak tiga di antaranya perempuan sementara 11 lainnya laki-laki.

"Hingga hari ini dari data post-mortem sudah menerima 137 kantong jenazah, yang terakhir ini 32 sedang kami lakukan pemeriksaan. Yang teridentifikasi sejak hari pertama sampai kemarin sore, hasil rekonsiliasi tanggal 4 November, 14 orang yang terdiri dari 3 perempuan dan 11 laki-laki," terang Edy saat melakukan konferensi pers di RS Polri Jakarta, Senin (5/11/2018).

Edy melanjutkan, tim masih melakukan pemeriksaan postmortem dan antemortem terhadap 137 kantung jenazah. Ia mengungkapkan, timnya kesulitan mengidentifikasi jenazah karena kantung yang berdatangan itu hanya terdiri atas potongan tubuh. Sehingga, tim harus teliti memastikan potongan tubuh itu dari individu yang sama atau bukan.

"Sekali lagi kami terangkan bahwa untuk jumlah kantung jenazah itu tidak mewakili jumlah korbannya, karena di dalamnya itu memuat bodypart saja, potongan tubuh dimana dalam satu kantung mungkin terdiri dari 2 atau 3 korban."

Baca juga:

Menurut Edy, sepanjang proses identifikasi ini petugas belum menemukan jenazah dalam kondisi tubuh yang utuh. Ia menjelaskan, identifikasi dilakukan pada 40 persen bagian yang ditemukan atau kurang dari itu. Namun begitu, jika memang nantinya bagian tubuh dari korban yang teridentifikasi baru ditemukan belakangan, maka potongan tubuh tersebut bakal disusulkan ke keluarga.

"Jadi kami dari pihak rumah sakit mencatat semua nomor telepon keluarga yang sudah mengambil jenazah atau menerima jenazah, yang nanti apabila ada body parts lagi atau tambahan maka keluarga akan kami telepon dan nanti tergantung keluarga keputusannya apa mau diambil atau mau dimakamkan dititipkan di rumah sakit Polri untuk penanganan lebih lanjut," terang Edy.

Ia pun menerangkan, hingga Senin (5/11/2018), tim DVI Polri menerima 255 laporan keluarga. Sebanyak 212 laporan yang masuk ke RS Polri sementara 43 lainnya dari Provinsi Bangka Belitung. Sedangkan untuk sampel keluarga, tim DVI telah mengambil contoh DNA dari 189 pelapor. 

Berikut data 14 korban yang teridentifikasi:

  1. Jannatun Cintya Dewi, perempuan 24 tahun, teridentifikasi lewat sidik jari tangan kanan.
  2. Candra Kirana, pria 29 tahun, teridentifikasi dari tanda medis dan properti korban.
  3. Monni, perempuan 41 tahun, teridentifikasi dari tanda medis.
  4. Hizkia Jorry Saroinsong, pria 23 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
  5. Endang Sri Bagusnita, perempuan 20 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
  6. Wahyu Susilo, pria 31 tahun, teridentifikasi dari tanda medis dan properti korban.
  7. Fauzan Azima, pria 25 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
  8. Rohmanir Pandi Sagala, pria 23 tahun, teridentifikasi dari sidik jari dan tanda medis.
  9. Dodi Junaidi, pria 40 tahun teridentifikasi dari sampel DNA.
  10. Muhammad Nasir, pria 29 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
  11. Janry Efriyanto Sianturi, pria 26 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA dan tanda medis.
  12. Karmin, pria 68 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
  13. Hawinoko, pria 54 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.
  14. Verian Utama, pria 31 tahun, teridentifikasi dari sampel DNA.



Editor: Nurika Manan
  • Lion Air JT-610
  • jatuhnya Lion JT610
  • Identifikasi jenazah
  • DVI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!