BERITA

Indonesia Belum Pasti Masuk TPP

"Pemerintah masih akan mempelajari keuntungan dan kerugian yang diberikan jika Indonesia menjadi bagian dari TPP"

Erric Permana

Indonesia Belum Pasti Masuk TPP
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution (Foto: Situs Ekon)

KBR, Jakarta - Pemerintah  menyatakan Indonesia belum menyatakan untuk menjadi bagian dari Trans Pacific Partnership. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Indonesia masih menunggu dokumen dan draf perjanjian dari Trans Pacific Partnership (TPP). Indonesia masih akan mempelajari keuntungan dan kerugian yang diberikan jika Indonesia menjadi bagian dari TPP.

"Sebetulnya Indonesia, presiden tidak mengatakan akan masuk sekarang. Dia mengatakan bermaksud untuk masuk, dan ada satu lagi,  Indonesia meminta menunggu memberikan dokumen-dokumen dan draf mengenai TPP itu," ujar Darmin di Kantor Presiden, Senin (02/11).


Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menambahkan dokumen dan draf perjanjian tersebut masih dibahas di dalam kongres Amerika Serikat. Itu sebab, Indonesia masih menunggu draf tersebut.


Sementara itu, dia mengaku masuknya Vietnam akan menyulitkan Indonesia untuk mengetahui keuntungan kerugian yang akan dirasakannya nantinya.


"Kalau kita sendirian yang masuk, itu kita mudah menjawabnya. Tapi kan sudah ada Vietnam yang sudah oke.  Jadi perhitungannya lebih rumit. Kita harus lihat juga, dia dapat apa, kita bisa kehilangan apa," tambahnya.


Sebelumnya,  Presiden Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Amerika Barrack Obama menyatakan Indonesia menginginkan akan bergabung dengan Trans Pacific Partnership. TPP adalah pakta perdagangan antar negara-negara Asia Pasifik yang meliputi 12 negara. Negara-negara tersebut di antaranya Amerika Serikat, Brunei Darussalam, Peru, Vietnam, Australia, Kanada.


Editor: Rony Sitanggang

  • Trans Pacific Partnership
  • Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution
  • Indonesia tunggu draf tpp

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!