NASIONAL

Ini Cuitan Ical Jelang Munas Golkar

"Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie membantah dirinya berambisi untuk kembali menjadi ketua umum. Bantahan ini muncul lewat akun twitternya pagi ini."

Bambang Hari

Ini Cuitan Ical Jelang Munas Golkar
Ical, Golkar, munas, bali, ketua umum

KBR, Jakarta- Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie membantah dirinya berambisi untuk kembali menjadi ketua umum.
Bantahan ini muncul lewat akun twitternya pagi ini.

Ical mengaku ingin memberikan kesempatan kepada orang lain untuk menjadi ketua umum partai berlogo pohon beringin itu. Namun ia mengklaim diminta oleh tujuh dari 10 ormas sayap partai untuk kembali menjadi ketua umum. "Saya tidak pernah ajukan diri/kampanye jadi Ketum lagi.Tapi semua DPD I dan lebih dari 3/4 DPD II,juga 7 dari 10 ormas/sayap minta saya kembali pimpin," lengkapnya.

Selain itu, dalam kicauannya di Twitter, ia juga menyinggung nama Yoris Raweyai yang disebutnya tidak berhak mengikuti sidang pleno DPP. Sebab menurutnya, Yoris sudah tidak lagi menjabat sebagai fungsionaris DPP. Ia mengaku tetap mengapresiasi upaya Yoris yang berniat membenahi partai tersebut. Namun, Ical meminta agar upaya itu dilakukan berdasarkan koridor dan tatanan partai.


"Perlu diketahui juga bahwaYoris bukanlah fungsionaris DPP, karena itu dia tidak berhak masuk dan mengikuti sidang pleno DPP," ujarnya di twitter.

Ketua Organizing Committe Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar, Ahmad Noor Supit menyatakan Yoris Raweyai sudah dipecat dari jabatan Ketua DPP Partai Golkar dan Ketua AMPG. Tindakan tersebut menurut Supit sebagai respon DPP Golkar atas perilaku Yoris yang melakukan tindakan hura-hara ketika berlangsungnya Rapat Pleno DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta, Selasa.

Editor: Dimas Rizky

  • Ical
  • Golkar
  • munas
  • bali
  • ketua umum

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!