KBR, Jakarta – Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (GAPMMI) bakal menaikkan harga produknya pada Januari tahun depan mencapai 5 sampai 10 persen.
Sekjen GAPMMI Franky Sibarani mengatakan kenaikan tersebut bukan merupakan dampak dari naiknya harga BBM bersubisidi. Kata dia, penaikkan tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, di antaranya kenaikkan UMP, naiknya suku bunga (BI Rate) dan juga nilai tukar rupiah terhadap dolar. Meski begitu, dia mengakui ongkos distribusi bakal naik hingga mencapai 2 persen.
“Sekitar 80 persen dan 60 persen faktor yang mempengaruhi naik atau tidaknya itu di bahan baku dan sebagian besar impor. Nahm kalau kita lihat rate rupiahnya di angka Rp 12 ribuan sebetulnya tidak besar kita kenaikannya. Mungkin sekitar 5 persen paling maksimum 10 persen. Tapi sekali lagi kenaikan bukan karena harga BBM Bersubsidi,” ujar Franky di Jakarta.
Sebelumnya, Pemerintah menaikkan BBM bersubsidi dengan kisaran Rp 2000. Di antaranya untuk BBM Bersubsidi jenis premium dan solar. Pasca penaikan BBM tersebut, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) yang sebelumnya, 7,5 persen menjadi 7,75 persen. BI beralasan penaikan suku bunga acuan ini untuk menjaga inflasi menyusul kenaikan BBM bersubsidi.
Editor: Antonius Eko