KBR, Jakarta - Tim reformasi tata kelola migas akan memperkuat lembaga pengelolaan migas. Ketua tim reformasi tata kelola migas Faisal Basri mengatakan, penguatan sektor kelembagaan akan meningkatkan transparansi, akuntabilitas dan efektivitas. Kata dia, banyak kegiatan di sektor migas dari hulu sampai hilir yang selama ini terbukti tidak efektif. Sementara terkait minyak, Faisal menawarkan azas keadilan dalam pengelolaan, agar generasi mendatang masih bisa menikmatinya.
"Minyak ini kan non renewable, saya ingin menawarkan diterapkannya azas keadilan dalam pengelolaan minyak, karena dia non-renewable, kalau semakin banyak dia produksi sekarang, berarti generasi yang akan datang, dapatnya makin sedikit. Ini harus ada upaya untuk menegakkan keadilan antargenerasi. Jadi kita bicara dulu, prinsip-prinsip dasar. kemudian baru kita jabarkan ke dalam penguatan kelembagaan, sekali lagi, ini kita lihat secara keseluruhan dari hulu sampai hilir," kata Faisal Basri di Kantor ESDM, (16/11).
Hari ini, Kementerian ESDM membentuk tim reformasi tata kelola migas. Tim akan bekerja selama enam bulan dan bersifat adhoc.
Tugas tim yang dikepalai Faisal Basri ini mengkaji tata kelola migas dari hulu sampai hilir, menata ulang kelembagaan, mempercepat revisi UU Migas dan mendorong lahirnya iklim industri migas yang bebas dari mafia migas. Esok, tim akan langsung bekerja, salah satunya dengan membentuk struktur tim yang diisi pemerintah dan unsur masyarakat.
Editor: Rony Sitanggang