NASIONAL

Dipancing Gadis Cilik Virtual, Ribuan Pedofil Dunia Maya Masuk Perangkap

"KBR68H, Jakarta - Organisasi Anak dari Belanda, Terre Des Hommes mencatat ada sekitar 1000 orang dewasa dari 71 negara terlibat dalam praktik wisata seks anak melalui webcam."

Wiwik Ermawati

Dipancing Gadis Cilik Virtual, Ribuan Pedofil Dunia Maya Masuk Perangkap
webcam, pedofil, anak

KBR68H, Jakarta - Organisasi Anak dari Belanda, Terre Des Hommes mencatat ada sekitar 1000 orang dewasa dari 71 negara terlibat dalam praktik wisata seks anak melalui webcam. Mereka adalah orang dewasa yang bersedia membayar anak-anak di negara berkembang untuk melakukan adegan seks lewat webcam.

Divisi program regional organisasi itu, Hanneke Oudkerk mengatakan angka tersebut dihasilkan dari penelitian yang dilakukan secara online dengan menggunakan tokoh virtual anak selama 10 minggu  di Filipina.

Dirinya menyebut sekitar puluhan ribu anak di Filipina yang berumur 10 tahun menjadi korban dalam praktik seksual tersebut.

"Ada sekitar 750 ribu predator online setiap saat, jumlah permintaan masih melebihi jumlah suplai, dalam hal ini adalah anak-anak yang melakukan tindakan tersebut.Jadi dengan kampanye ini untuk menghimbau kepada pemerintah untuk menghindari terjadinya fenomena yang lebih besar lagi," kata Hanneke di Terre Des Hommes Jakarta

Hanneke Oudkerk menambahkan 1000 orang tersebut sudah diserahkan sejak pekan lalu kepada pihak interpol negara Belanda untuk diselidiki lebih lanjut. Namun pihaknya masih kesulitan melacak nama-nama pelaku tersebut.

Praktik wisata  seks anak melalui webcam ini merupakan praktik eksploitasi seks terbaru kepada anak yang dilakukan orang dewasa. Pihaknya menghimbau kepada seluruh negara khususnya di Asia Tenggara agar memberikan pengawasan terhadap praktik-praktik seksual ini.
 
Editor: Suryawijayanti

  • webcam
  • pedofil
  • anak

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!