KBR, Ngawi – Sekitar 150 hektare tanaman padi di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, terancam gagal panen karena terserang virus kerdil. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ngawi Supardi mengatakan, banyak petani di Ngawi tidak tahu gejala hama virus kerdil. Sehingga lambat dalam memberi penanganan.
“Padi yang diserang ini padi yang menanamnya waktu awal. Petani juga tidak mengerti, jadi 0 sampai 25 itu bagus setelah itu tidak bisa bertumbuh,” ujar Kepala Pertanian Kabupaten Ngawi Supardi ditemui di ruang kerjanya Senin (24/10/2022).
Supardi menjelaskan, padi yang terserang virus kerdil tumbuh normal pada masa awal tanam. Namun pada usia 25 hari, daun padi mulai berubah kuning dan tidak bisa tumbuh normal.
Baca juga:
Virus kerdil disebabkan pola tanam petani yang sepanjang tahun menanam padi serta varitas padi yang kurang bagus. Anomali cuaca juga menjadi penyebab tanaman padi petani di Ngawi terserang virus kerdil.
“Menanamnya itu jangan padi terus, jadi satu musim tanam itu harus diselingi jangan padi, fungsinya untuk memutus mata rantai hama seperti wereng dan sebagainya,” imbuhnya.
Dinas pertanian Kabuaten Ngawi memastikan virus kerdil tidak akan mempengaruhi produktivitas tanaman padi di daerahnya. Dinas pertanian masih memperbaiki struktur tanah melalui pemberian pupuk orgnik.
Editor: Wahyu S.