Article Image

NASIONAL

Tangkap Peluang dari Tren Wisata 'Healing'

"Wisata healing jadi pilihan masyarakat setelah penat dengan keseharian dan longgarnya pembatasan. Hal ini membawa angin segar bagi sektor penginapan. "

KBR, Jakarta - Healing jadi kata yang paling sering dicari di Google sepanjang 2022. Warganet juga kerap mengaitkan aktivitas healing dengan berwisata. Hal itu selaras dengan naiknya minat masyarakat untuk pelesiran atau liburan, seiring dibukanya kembali tempat-tempat wisata. 

Kondisi ini jelas jadi angin segar bagi pelaku usaha pariwisata seperti hotel dan restoran setelah lama terpuruk karena pandemi. Menurut pebisnis bidang hospitality, Oggi Gunadi, desa wisata menjadi salah satu wisata healing yang tengah digandrungi.

“Desa wisata itu lebih populer terutama karena orang udah jenuh dengan yang namanya kota. Dulu mana ada sih kafe di tengah sawah, tapi sekarang jadi tren baru,” kata Oggi.

Selain itu, wisata healing yang juga jadi tren di masa pandemi adalah staycation atau menginap di hotel, terutama bagi mereka yang punya waktu terbatas.

“Orang jenuh dengan segala keadaan, stres tapi kita mau bepergian itu terbatas dengan waktu. Jadi staycation adalah alternatif paling bagus,” ujar Oggi yang juga hotel reviewer ini.

Istilah staycation sendiri sebenarnya bukan hal baru. Sebab, aktivitas ini sering dijalani warga perkotaan saat masa liburan seperti Lebaran dan Tahun Baru. Hanya saja, kata ‘staycation’ makin marak seiring menjamurnya aplikasi pemesanan hotel.

“Aplikasi memberi penawaran terbaik buat member-nya. Padahal dulu tuh ada dari offline travel agent, tapi segmented, hanya orang-orang berduit atau hanya orang-orang yang mau pesta,” jelas Oggi.

Baca juga: 

Ancang-Ancang UMKM Hadapi Badai Resesi

Tampil Modis dengan Budget Minimalis, Bisa Banget!

Oggi Gunadi menyebut wisata healing diminati masyarakat untuk melepas penat dari aktivitas sehari-hari. (Dok: Pribadi)

Tren wisata healing menunjukkan kebangkitan sektor pariwisata, tak terkecuali bagi bisnis penginapan dan hotel. Okupansi hotel perlahan terkerek, harga-harga kamar pun mulai kembali normal.

“Rata-rata mereka udah pulih dan salah satu pemulihan itu adalah karena banyak meeting dari BUMN,” kata pemilik The London Living ini. 

Menurut Oggi, meski tren liburan bisa berubah, tetapi bisnis penginapan dinilai masih prospektif menghasilkan cuan.

“Masih tetap menggiurkan bisnis penginapan ini, kalau fasilitasnya lengkap, terus nyaman. Tapi kalau di operation-nya berantakan itu bisa stres ke mana-mana bisa dijulidin di tulisan review,” tutur Oggi.

Jika ada yang ingin membuka bisnis penginapan, Oggi menyarankan agar senantiasa melihat tren pasar. Kemudian, rencanakan konsep dengan matang dan out of the box agar konsumen tertarik menginap. 

“Punya jiwa seni atau passion juga penting, kenapa? karena hotel itu ada hubungan dengan artistic. Jadi kalau sesuatu yang tempatnya bagus atau tempatnya menjual, itu akan lebih mudah untuk menjualnya,” tutupnya.

Dengarkan obrolan soal tren wisata healing dan peluangnya di sektor penginapan bersama pebisnis bidang hospitality dan hotel reviewer Oggi Gunadi di Uang Bicara episode Tangkap Peluang dari Tren Wisata "Healing" di KBR Prime, Spotify, Google Podcast, dan platform mendengarkan podcast lainnya.