NASIONAL

Peneliti Ungkap Dampak Gas Air Mata Bisa Fatal

"Senyawa zat kimia yang terkandung di dalam gas air mata cukup bervariasi. Oleh karena itu, jenis gas air mata pun berbeda-beda dan memiliki tingkat toksisitas yang beragam."

Resky Novianto

gas air mata
Ilustrasi. (Foto: EV/Unsplash)

KBR, Jakarta - Peneliti dan Dosen Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia, Budiawan mengatakan, dampak dari paparan gas air mata bisa berakibat fatal jika dosis dalam zat melebihi batas kewajaran.

Budiawan mencontohkan dampak fatal yang menyebabkan kematian akibat gas air mata bisa terjadi kepada manusia, salah satunya jika dosis atau konsentrasi yang diberikan atau LD50 dan LC50 berlebihan.

"Kalau kita bicara batas toksisitas atau racun itu parameternya kalau menyebabkan kematian kan nilai LD50-nya itu harus dilihat dulu berapa nilainya dari zat tersebut. Kalau kita bicara lethal dose atau ada yang namanya lethal concentration itu berkaitan dengan dosis kita bicara itu mengindikasikan juga tingkat toksisitas zat tersebut. Lethal dose (LD50) dan lethal contrencation (LC50), jadi kalau melewati batas LD50 dan LC50 itu berarti potensi risiko dampak beratnya bisa terjadi," ujar Budiawan saat dihubungi KBR, Selasa (11/10/2022).

Budiawan menambahkan, senyawa zat kimia yang terkandung di dalam gas air mata cukup bervariasi. Oleh karena itu, jenis gas air mata pun berbeda-beda dan memiliki tingkat toksisitas yang beragam.

Khusus gas air mata kedaluarsa, menurutnya efektivitas akan berkurang atau tereduksi. Namun demikian, hal itu juga perlu dibuktikan melalui penelitian di laboratorium untuk dicek seberapa bahaya zat yang masih terkandung di dalamnya.

Baca juga:

Diuji di Laboratorium

Tim Independen Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) tragedi di Stadion Kanjuruhan tengah mendalami bukti penting terkait seberapa bahaya gas air mata terkait kematian ratusan suporter Aremania.

Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Mahfud MD mengatakan, bukti penting yang didapatkan dari lapangan saat ini sedang dikaji.

Kata dia, sebagian juga sedang diperiksakan di laboratorium, termasuk bahaya gas air mata.

"Misalnya menyangkut kandungan gas air mata, apakah kedaluarsa itu berbahaya atau sejauh mana tingkat kebahayaan, berbahaya atau tidak berbahaya yang kedaluarsa. Tim juga menemukan bahwa gas-gas yang disemprotkan itu sebagian dari yang ditemukan itu adalah yang sudah kedaluarsa ada yang masih akan diperiksa lagi apakah kedaluarsa apa tidak," ujar Mahfud dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (11/10/2022).

Mahfud menambahkan, TGIPF akan menunggu hasil pemeriksaan dari sampel gas air mata di Kanjuruhan untuk selanjutnya menyempurnakan analisis dari tim.

Sebelumnya Komnas HAM turut menduga bahwa gas air mata menjadi penyebab utama terjadinya kematian ratusan suporter Aremania.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, penyebab itu didasari atas gas air mata menjadi pendorong massa sehingga bergerak tidak terkendali dan panik di pintu keluar stadion.

Gas air mata, kata dia, menjadi salah satu pemicu suporter menumpuk di pintu stadion yang sempit dan bahkan ada yang dalam kondisi tertutup.

Akan tetapi, untuk seberapa bahaya efek gas air mata masih memerlukan pendalaman lebih lanjut.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman

  • gas air mata
  • Tragedi Kanjuruhan
  • TGIPF kanjuruhan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!