NASIONAL

Komnas HAM Konsisten Sebut Gas Air Mata Picu Kepanikan di Kanjuruhan

"Komnas HAM menyebut gas air mata menjadi pemicu utama yang membuat Aremania--julukan fan Arema FC--berusaha menyelamatkan diri keluar dari Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu, 1 Oktober lalu."

Komnas HAM Konsisten Sebut Gas Air Mata Picu Kepanikan di Kanjuruhan

KBR, Jakarta- Komnas HAM menyebut gas air mata menjadi pemicu utama yang membuat Aremania--julukan fan Arema FC--berusaha menyelamatkan diri keluar dari Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu, 1 Oktober lalu.

Menurut Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, kondisi stadion masih terkendali pada 20 menit usai laga Arema FC versus Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang. Namun, situasi mulai berubah setelah polisi menembakkan gas air mata ke arah tribun suporter.

"Angka itu jadi penting untuk kami untuk mengukur sebenarnya kapan gas air mata juga keluar dan sebagainya. Itu menurut kami menjadi pemicu utama kepanikan para suporter yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban meninggal dan korban luka-luka. Jadi standing kami masih di situ," ujar Anam dalam konferensi pers di kantor Komnas HAM, Rabu, (12/10/2022).

Anam menambahkan, fakta itu didapat setelah tim mendalami video dan keterangan dari berbagai pihak. Selain itu, kata dia, video yang diterima Komnas HAM bukan merupakan video yang tersebar di media sosial, melainkan video kunci dari beberapa pihak saat kejadian.

"Keterangan berbagai pihak termasuk juga pihak-pihak yang terekam ada di dalam stadion, baik suporter, pemain, steward itu kami uji dengan video yang kami dapatkan," tuturnya.

Sebelumnya, Mabes Polri mengklaim tidak ada korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan yang disebabkan gas air mata. Juru bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo mengatakan korban tewas banyak disebabkan kekurangan oksigen.

132 Korban Meninggal

Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang terjadi usai laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 yang mempertemukan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, Sabtu, 1 Oktober 2022.

Pertandingan itu berakhir dengan kekalahan Singo Edan di kandang sendiri dengan skor 2-3. Usai kekalahan itu, para suporter turun ke lapangan, dan kemudian diadang aparat keamanan, yang disertai tembakan gas air mata ke arah penonton, dan ke tribun.

Gas air mata itu diduga menjadi memicu kepanikan dari para penonton, sehingga membuat mereka panik berebut keluar stadion.

Kepanikan akibat gas air mata, membuat ratusan penonton terinjak-injak, sesak napas, dan meninggal.

Tercatat, 132 orang meninggal akibat tragedi tersebut. Sedangkan korban luka-luka sebanyak 583 orang, terdiri atas luka ringan 511, luka sedang 46, dan luka berat 26 orang.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Komnas HAM
  • Tragedi Kanjuruhan
  • Polri
  • Gas Air Mata

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!