NASIONAL

Indonesia Komitmen Jaga Suhu Global Melalui Kebijakan Muktakhir

"Meningkatkan target tersebut didasarkan kepada perkembangan kebijakan-kebijakan nasional yang terakhir."

Indonesia Komitmen Jaga Suhu Global Melalui Kebijakan Muktakhir
Aktivis melakukan aksi Global Climate Strike dengan mural di Yogyakarta, Jumat (23/9/2022). (Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah)

KBR, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berkontribusi dalam menjaga suhu global. Komitmen itu disampaikan melalui dokumen enhance Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia, atau dokumen yang memuat komitmen dan aksi iklim sebuah negara.

Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim di KLHK Laksmi Dhewanthi mengatakan, dokumen ENDC disusun untuk lebih memutakhirkan kebijakan-kebijakan nasional terkait perubahan iklim. Beberapa di antaranya seperti peningkatan target emisi, perkembangan kebijakan adaptasi perubahan iklim, dan kerangka transparansi.

Adapun target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) Indonesia dengan kemampuan sendiri pada Updated NDC (UNDC) sebesar 29 persen, meningkat ke 31,89 persen pada ENDC. Sedangkan target dengan dukungan internasional pada UNDC sebesar 41 persen, meningkat ke 43,20 persen pada ENDC.

"Meningkatkan target tersebut didasarkan kepada perkembangan kebijakan-kebijakan nasional yang terakhir, terutama terkait dengan perubahan iklim seperti kebijakan sektoral, FOLU Net-sink 2030, percepatan penggunaan kendaraan listrik, dan kebijakan B40 di sektor energi, peningkatan aksi di sektor limbah seperti pemanfaatan sludge dari IPAL, serta peningkatan target pada sektor pertanian dan industri," ucap Laksmi dalam siaran pers daring, dalam acara pembukaan festival iklim Tahun 2022 iklim Tahun 2022, Senin, (24/10/2022).

Baca juga:

Laksmi menambahkan, perkembangan kebijakan lainnya meliputi Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021. Beleid itu sebagai dasar penyelenggaraan nilai ekonomi karbon untuk mendukung pencapaian target NDC dalam pembangunan nasional, termasuk peran sub-nasional (provinsi dan kabupaten/kota) serta dunia usaha.

NDC itu juga mencakup perkembangan terakhir dari adaptasi perubahan iklim seperti Global Goal on Adaptation serta kegiatan di tingkat tapak seperti Program Kampung Iklim.

Laksmi mengatakan, festival iklim tahun ini merupakan sarana agar publik memahami tentang implementasi kebijakan perubahan iklim. Menurutnya, keberhasilan dalam pengendalian perubahan iklim memerlukan kerja sama dengan peran dan pelibatan kementerian/lembaga dunia usaha, pemerintah daerah, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, media massa, serta kerja sama bilateral dan multilateral.

Baca juga:

"Saya berharap semoga festival iklim tahun 2022 ini dapat bermanfaat bagi upaya kita bersama dalam mengendalikan dampak perubahan iklim, serta bangkit dan pulih, sehingga kita sama-sama melewati masa-masa sulit ini," pungkasnya.

Festival iklim 2022 ini diselenggarakan mulai 24 Oktober 2022 hingga 28 Oktober 2022.

Editor: Wahyu S.

  • Perubahan Iklim
  • cuaca ekstrem
  • gas rumah kaca
  • emisi karbon
  • ancaman bencana

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!