NASIONAL

Capaian 3 Tahun Jokowi-Maruf, Wapres: Indonesia Tak Jadi Pasien IMF

"Tapi Alhamdulillah kita insyaAllah tidak masuk pasiennya. Itu salah satu prestasi besar."

Sadida Hafsyah

Capaian 3 Tahun Jokowi-Maruf, Wapres: Indonesia Tak Jadi Pasien IMF
Wakil Presiden Maruf Amin saat acara Halaqoh Nasional Penurunan Stunting, Kamis (6/10/2022). (Dok Setwapres)

KBR, Jakarta - Wakil Presiden Maruf Amin mengklaim kinerja pemerintahannya bersama Presiden Joko Widodo selama tiga tahun ini, melahirkan prestasi. Salah satunya yaitu menyelamatkan Indonesia dari ancaman krisis ekonomi karena pandemi COVID-19. Sehingga kata dia, Indonesia tidak ikut antre meminjam dana dari International Monetary Fund (IMF).

"Masanya pak Jokowi dengan saya itu kan hanya tiga bulan ya, masa normalnya. Seluruhnya itu masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu bagaimana kita menjaga agar pandemi ini tidak menghancurkan negara kita. Seperti kita tahu bahwa sekarang ternyata banyak negara yang menjadi pasien IMF. Kalau tidak salah ada 28 negara. Tapi Alhamdulillah kita insyaAllah tidak masuk pasiennya. Itu salah satu prestasi besar," ujar Maruf usai agenda Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2023 di Indonesia Convention Exhibition (ICE)-BSD, Tangerang, Kamis (20/10/2022).

Baca juga:

Wapres mengatakan, pandemi COVID-19 dan situasi geopolitik yang bergejolak, menyebabkan pertumbuhan ekonomi global terganggu. Banyak negara yang kemudian terancam resesi.

Namun kata dia, ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen pada kuartal kedua tahun ini.

"Pertumbuhan kita cukup bagus. Bahkan inflasi kita 4,99 atau 5, dan orang lain di atas kita. Ini salah satu upaya kita bersama," tuturnya.

Dia memastikan, pemerintahan Presiden Jokowi terus berupaya menjalankan program dan berbagai cita-cita negara.

Editor: Wahyu S.

  • IMF
  • capaian kinerja
  • kinerja jokowi
  • wakil presiden maruf amin
  • pertumbuhan ekonomi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!