NASIONAL

BPOM Duga 2 Farmasi Gunakan Senyawa Berbahaya sebagai Bahan Baku Obat

"Dua farmasi menggunakan senyawa berbahaya sehingga akibatkan penyakit ginjal akut"

BPOM Duga 2 Farmasi Gunakan Senyawa Berbahaya sebagai Bahan Baku Obat

KBR, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menduga dua perusahaan farmasi menggunakan senyawa berbahaya sebagai bahan baku obat sirop. Kepala Badan POM Penny Lukito mengatakan, dua perusahaan farmasi itu menggunakan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG) dengan konsentrasi sangat tinggi. Namun dia belum mengungkap identitas perusahaan farmasi tersebut.

Penny mengatakan, masih mendalami pelanggaran pidana yang diduga mengakibatkan penyakit ginjal akut.

"Selebihnya dari itu, jika dilihat ada indikasi kesengajaan. Kalau konsentrasinya tinggi sekali ya, gimana kita tidak bisa berpikir, oh ini pasti ada efek, bukan lagi cemaran, tapi mereka betul-betul menggunakannya sebagai bahan baku. Itulah kami telusuri dan masuk ke dalam ranah Deputi Penindakan untuk ditelusur," ucap Penny dalam jumpa pers daring, Kamis, (27/10/2022).

"Dan Alhamdulillah kami sudah berkoordinasi, kami menyampaikan terima kasih ke Bareskrim kepolisian, merespons dengan baik, kami sudah membentuk tim gabungan dan sekarang sedang dalam proses ya," sambungnya.

Baca juga:

Penny mengatakan, lembaganya bakal bekerja sama dengan Bareskrim Polri untuk menindaklanjuti temuan itu. Jika terbukti, Badan POM akan mencabut izin edar dan menarik izin Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

Hingga hari ini, Kementerian Kesehatan mencatat ada 260 lebih kasus penyakit ginjal akut. Dari jumlah itu, sebanyak 157 orang atau 58 persen meninggal.

Editor: Wahyu S.

  • BPOM
  • Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito
  • gagal ginjal akut misterius
  • penyebab gagal ginjal akut anak

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!