KBR, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut sekitar 88 persen keluarga tinggal di rumah layak huni. Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, data tersebut diperoleh dengan melakukan beberapa kunjungan kepada keluarga untuk memastikan indeks pembangunan keluarga (iBangga) terimplementasi dengan baik.
Dalam iBangga, terdapat tiga dimensi indeks pembangunan keluarga. Salah satunya adalah dimensi kemandirian seperti pemenuhan kebutuhan dasar, kepemilikan sumber penghasilan, makanan yang beragam, rumah yang layak, kepemilikan tabungan, akses media daring.
"Jadi saya kira BKKBN menyusun indeks keluarga bukan berdasarkan survei tetapi berdasarkan angka. Dalam hal ini melakukan kunjungan seperti sensus, karena memang kita mengunjungi beberapa rumah yang tidak layak huni, kita cek satu per satu, atapnya seperti apa, dindingnya seperti apa, kemudian juga sumber airnya seperti apa," kata Hasto saat Sosialisasi Indeks Pembangunan Keluarga (iBangga) Day 1, Selasa (18/10/2022).
Baca juga:
- Jokowi: Kenaikan Harga Pangan Menambah Jumlah Warga Miskin
- 51 Ribu Unit Rumah Tidak Layak Huni di Kaltim
Hasto mengatakan, iBangga merupakan gambaran untuk mendukung pembangunan keluarga berkualitas di Indonesia.
Menurutnya, keluarga akan memengaruhi kualitas setiap individu. Sehingga sentuhan yang melalui keluarga akan berdampak besar untuk meningkatkan kualitas SDM yang unggul untuk menuju Indonesia emas.
Editor: Wahyu S.
Catatan: Pada pukul 17.01 WIB, redaksi menghapus kalimat "Kepala BKKBN Hasto Wardoyo mengatakan, jumlah itu setara dengan 58 miliar keluarga". Mohon maaf atas kekeliruan yang terjadi. Terima kasih.