BERITA

Wapres: Mustahil Ekonomi Pulih Jika Penularan Covid-19 di Atas 5 Persen

"Ma'ruf mengajak masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan guna menekan penularan."

Wahyu Setiawan

Wapres: Mustahil Ekonomi Pulih Jika Penularan Covid-19 di Atas 5%
Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat wawancara dengan KBR di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (7/01/2020). Foto: Istimewa

KBR, Jakarta- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai, pemulihan ekonomi nasional akan sulit terwujud jika penularan Covid-19 di masyarakat masih tinggi.

Karena itu, Ma'ruf mengajak masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan guna menekan penularan.

"Pemulihan ekonomi mustahil dilakukan apabila tingkat penularan virus masih tinggi atau di atas 5 persen per seratus ribu penduduk sesuai standar WHO. Selain penerapan prokes, vaksinasi secara ilmiah dan empiris telah terbukti efektif untuk mengendalikan penularan," ujar Ma'ruf saat memberi sambutan secara daring dalam seminar Sekolah Sespimti dan Sespimmen Polri, Rabu, (6/10/2021).

Ia menambahkan, "Selanjutnya dibutuhkan tingkat cakupan vaksinasi minimal sehingga tercapai suatu herd immunity atau kekebalan kelompok," ujarnya.

Baca juga: Ekonomi Indonesia Peringkat Tiga Sedunia

Wapres Maruf Amin menyebut, pembatasan selama pandemi telah menimbulkan pelemahan produktivitas ekonomi yang signifikan.

Namun dia mengklaim, usaha keras telah dilakukan pemerintah untuk menanggulangi pandemi Covid-19 dan memulihkan ekonomi nasional.

Menurutnya, keberhasilan di hulu akan menentukan keberhasilan di hilir. Jika penerapan prokes, PPKM, tes-lacak, dan vaksinasi kurang baik, maka akan menghadapi lonjakan kasus penularan.

"Dan bila hal itu terjadi, maka fasilitas kesehatan, nakes dan penyediaan alkes, serta obat-obatan harus benar-benar disiapkan," tambahnya.

Editor: Sindu

  • Wakil Presiden Ma'ruf Amin
  • Pemulihan Ekonomi Nasional
  • PC PEN
  • Pandemi Covid-19

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!