BERITA

Usai Sanksi WADA, Bagaimana Nasib Event Internasional di Indonesia?

Piala Thomas Diwarnai Sanksi Wada

KBR, Jakarta - Komite Olimpiade Indonesia (KOI) memastikan, belum ada surat resmi pembatalan event-event olahraga Internasional yang akan diselenggarakan di tanah air. Ketua Umum KOI, Raja Sapta Oktohari menyebut, pihaknya akan berkoordinasi langsung dengan International Olympic Committee (IOC) terkait sanksi dari Badan Antidoping Dunia (WADA) untuk Indonesia.

Terlebih, ucap Okto, dalam waktu dekat Indonesia akan menjadi tuan rumah beberapa event olahraga internasional. Semisal World Superbike, MotoGP dan Formula E.

"Sebetulnya kami sudah komunikasi dan ada beberapa event yang tetap dapat dilakukan tapi secara detil mengenai event tersebut sampai hari ini belum ada surat resmi pembatalan event apapun yang dilayangkan kepada kami di NOC. Jadi kalau belum ada informasi yang resmi tentunya kita berasumsi bahwa belum ada satupun event yang dibatalkan atau tidak jadi dilaksanakan," kata Okto dalam keterangan pers, Senin (18/10/2021).

Okto yang juga ditunjuk sebagai Ketua Tim Khusus untuk mengusut masalah sanksi WADA ini mengatakan, situasi olahraga saat ini penuh tantangan karena pandemi Covid-19 belum berakhir.

Ia berharap, komunikasi yang dilakukan bisa mendapatkan hasil maksimal dan dukungan dari Komite Olimpiade Internasional tersebut.

Baca juga:

Pemerintah Usut Absennya Bendera Merah Putih Pada Seremoni Kejuaraan Piala Thomas

"Jadi sekali lagi rekan-rekan sekalian ini sebuah tata kelola yang tidak bisa lepas dari regulasi dunia dan semua telah diatur dalam olympic charter dan kita akan berusaha dan mohon doanya agar yang dilakukan bisa mendapatkan hasil yang maksimal," imbuhnya.

Di lain tempat, Pengamat Olahraga Budiarto Shambazy mengatakan, Indonesia harus bisa mengantisipasi dampak dari sanksi yang diberikan WADA. Salah satunya adalah larangan menjadi ajang olahraga regional dan internasional.

"Jadi itu kerugian luar biasa besar buat kita karena menjadi tuan rumah, mencalonkan diri, prosesnya memakan waktu dan butuh lobby kanan kiri, butuh dana, eh begitu tiba waktunya tidak boleh, ya tidak enak saja ya. Jadi kita harus hati-hati karena sanksi-sanksi tegas bisa kita hadapi di masa mendatang, itu yang harus diantisipasi oleh pemerintah maupun masyarakat olahraga kita," ucap Budiarto kepada KBR, Senin, (18/10/2021).

Menurut Budiarto, kasus ini adalah kesalahan kolektif dari organisasi olahraga di Indonesia. Dia menilai, sanksi ini merupakan imbas dari pengabaian yang berlarut-larut terhadap aturan lembaga olahraga internasional seperti WADA.

"Kita terlalu banyak masalah di dunia keolahragaan kita, jadi akhirnya persoalan seperti ini akan muncul satu persatu, dan kita selalu berhadapan dengan lembaga-lembaga internasional yang tegas sekali, dan akhirnya kita tidak bisa ngapa-ngapain, kecuali menerima sanksi. Karena ini bukan sekali aja ya, urusan PSSI dulu kita sampai dibekukan oleh FIFA, kemarin di All England juga begitu, hanya gara-gara melanggar prosedur prokes kita kena, tidak boleh bertanding. Jadi risiko seperti ini akan terus mengintai kita jika sistem keolahragaan kita lemah," ungkapnya.

Editor: Muthia Kusuma

  • Bendera Merah Putih
  • Piala Thomas 2020
  • Sanksi WADA

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!