BERITA

Realisasi PEN UMKM Rendah, Begini Kata Airlangga

""Dari berbagai program yang masih 40 persen itu adalah subsidi bunga KUR yang realisasinya baru 40 persen.""

Festival Expo UMKM Sukoharjo di Gedung Graha Wijaya, Sukoharjo, Jateng, Minggu (24/10/2021). (Antara
Festival Expo UMKM Sukoharjo di Gedung Graha Wijaya, Sukoharjo, Jateng, Minggu (24/10/2021). (Antara/Makna Zaezar)

KBR, Jakarta-  Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan alasan rendahnya realisasi anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster UMKM dan korporasi. Realisasi klaster itu merupakan yang terendah dibanding sektor lainnya.

Untuk klaster UMKM, realisasi per 22 Oktober baru mencapai 38,9 persen atau sekitar Rp63 triliun dari pagu anggaran Rp162 triliun. Airlangga beralasan, ada beberapa program yang penyaluran masih rendah dan belum terealisasi.

"Memang dari berbagai program yang masih 40 persen itu adalah subsidi bunga KUR yang realisasinya baru 40 persen. Namun kalau kami lihat ini masih menunggu realisasi, menunggu reimburse saja. Sedangkan KUR-nya sudah dilaksanakan, ini sudah di dalam proses," kata dia dalam konferensi pers, Selasa (26/10/2021).

Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto menambahkan, program lain yang realisasinya masih rendah di klaster UMKM dan korporasi yakni penyertaan modal negara (PMN) untuk enam BUMN. Dia mengklaim, program PMN ini tinggal menunggu regulasinya. Ketika peraturannya sudah diterbitkan, maka akan langsung terserap.

"Jadi itu mungkin yang membuat (rendah). Karena angkanya cukup besar dari pagu yaitu Rp63 triliun." Ujar dia.

Airlangga yakin anggaran untuk klaster UMKM dan korporasi ini akan terserap dalam waktu cepat. 

Baca juga:


Anggaran klaster UMKM dan korporasi disalurkan untuk Bantuan Pelaku Usaha Mikro (BPUM), Imbal Jasa Penjaminan (IJP), penempatan dana bank, subsidi bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR), bantuan Pedagang Kaki Lima (PKL), serta Penyertaan Modal Negara (PMN). 

Pertumbuhan Ekonomi

Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan naik pada kuartal III-2021. Optimisme ini didasarkan pada membaiknya kinerja perekonomian nasional. Hal itu terjadi akibat menurunnya kasus Covid-19 di tanah air. Kondisi itu membuat pemerintah melonggarkan pembatasan mobilitas masyarakat.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi kuartal III-2021 bisa mencapai lebih dari 4 persen. Kata dia, kinerja ekonomi Indonesia diperkirakan menunjukkan pemulihan secara bertahap. 

"Memang dibanding kuartal II menurun. Tetapi kalau dilihat pada kuartal III kita mengalami varian Delta yang sangat tinggi yang menyebabkan adanya koreksi terhadap pemulihan ekonomi di kuartal III. Namun, koreksinya kita lihat tidak akan terlalu dalam, artinya masih bertahan di 4,3 persen. Untuk pertumbuhan keseluruhan tahun 2021, kita memperkirakan growth-nya di 4,0 (persen)," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) secara daring di Jakarta, Senin (25/10/2021).

Menkeu Sri Mulyani menambahkan, pada kuartal IV-2021, ekonomi Indonesia berpotensi mampu pulih lebih baik lagi atau rebound dengan pola aktivitas yang lebih normal. 

Namun, ia menekankan perlunya mewaspadai eskalasi risiko global, terutama dari faktor rebalancing Cina serta potensi peningkatan kasus Covid-19 domestik di akhir tahun.

Editor: Rony Sitanggang

  • Perekonomian Nasional
  • Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
  • Pertumbuhan Ekonomi
  • Sri Mulyani
  • Kementerian Keuangan
  • airlangga
  • Pemulihan Ekonomi Nasional
  • UMKM dan korporasi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!