BERITA

Imparsial: Panglima TNI Baru Harus Punya Komitmen HAM

panglima TNI

KBR, Jakarta - Direktur LSM Imparsial, Gufron Mabruri mendorong agar Panglima TNI yang baru pengganti Hadi Tjahjanto harus memiliki komitmen terhadap HAM dan juga bebas dari dugaan pelanggaran HAM.

Gufron juga mendesak agar nantinya Panglima TNI mampu menyekesaikan pelanggaran HAM masa lalu yang melibatkan anggota TNI.

"Termasuk penyelesaian pelanggaran HAM Masa lalu. Kan kita tahu ada kasus pelanggaran masa lalu yang melibatkan militer. Ada penculikan, ada kasus Trisakti, ada Talangsari. Itu menjadi penting dan saya kira itu jadi proses reformasi TNI memastikan ke depan TNI tidak lagi terlibat kasus pelanggaran HAM," kata Gufron kepada KBR, Selasa(5/10/2021).

Gufron juga menyebut panglima TNI yang baru mesti bisa menyelesaikan agenda reformasi TNI. Hal ini paling menentukan apakah ke depan bakal ada perubahan, stagnan, atau justru kemunduran pada TNI.

Baca juga:


Ia juga menyoroti isu profesionalitas, kekerasan, hingga masuknya TNI di ranah sipil mesti jadi agenda yang diperhatikan panglima TNI baru.

Panglima TNI yang sedang menjabat saat ini yakni Hadi Tjahjanto akan segera purna tugas atau pensiun pada 8 November 2021.

DPR berharap sebelum 9 November, sudah ada panglima TNI baru yang menggantikan Hadi Tjahjanto.

Jika berdasarkan tradisi rotasi, maka setelah panglima TNI dijabat Hadi Tjahjanto dari TNI Angkatan Udara, maka berikutnya adalah dari jenderal TNI Angkatan Laut atau TNI Angkatan Darat.

Saat ini ada sejumlah nama yang muncul di bursa calon panglima TNI. Di antaranya adalah Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono, dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa.

Dari survei Setara Institute, KSAD Andika Perkasa unggul di bidang integritas. Sedangkan KSAL Yudo Margono unggul di bidang komitmen hak asasi manusia.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • panglima TNI
  • pelanggaran HAM
  • HUT TNI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!