BERITA

Epidemiolog: Tes PCR Efektif Cegah Penularan, Tapi Tidak Rasional Diterapkan di Semua Moda

"Seharusnya pemerintah melakukan penanggulangan pencegahan di simpul-simpul penularan. Seperti pasar, terminal, dan tempat-tempat lain yang berpotensi menimbulkan kerumunan. "

Wahyu Setiawan

Tes PCR Efektif Cegah Penularan
Tes PCR pekerja di Kilang Pertamina Cilacap, Jawa Tengah, Minggu (06/09/20). Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menilai penerapan tes PCR untuk syarat perjalanan, efektif mencegah penularan Covid-19.

Namun kata dia, penggunaan tes PCR di semua moda transportasi merupakan kebijakan yang tidak rasional. Sebab, itu akan membebani masyarakat dari segi keuangan.

"Jadi tidak masuk akal. Kalau mau diterapkan di semua moda transportasi, enggak masuk akal begitu. Jadi menurut saya, aduh ini pembuat kebijakannya kayak enggak punya akal gitu, kayak enggak berpikir, kayak bukan pejabat begitu. Emang pejabat mikirin apa? Kalau mikirin rakyatnya itu harus berpikir tentang cost effectiveness dan cost efficiency begitu," kata Miko kepada KBR melalui sambungan telepon, Kamis, (28/10/2021).

Baca juga: 

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono menambahkan, seharusnya pemerintah melakukan penanggulangan pencegahan di simpul-simpul penularan. Seperti pasar, terminal, dan tempat-tempat lain yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Sebab kata dia, kerumunan bisa berpotensi menimbulkan penularan virus.

"Kalau menurut saya, mobilitas itu nggak ada hubungannya dengan penularan. Yang ada hubungannya dengan penularan adalah kerumunan," kata dia.

Miko melanjutkan, pencegahan di simpul-simpul penularan dilakukan dengan cara memastikan protokol kesehatan berjalan baik.

"Paling tidak pasar dikurangi kerumunannya. Bagaimana cara mengurangi kerumunan di pasar, ya dipikirkan. Bagaimana meningkatkan pakai masker di pasar, dipikirkan. Bagaimana meningkatkan cuci tangan di pasar, dipikirkan," ujarnya.

"Harusnya begitu yang dipikirkan. Jangan dipikirkan cuma tes yang ada duitnya. Dan itu tidak masuk akal buat saya," sambungnya.

Sebelumnya, pemerintah menetapkan batas tarif atas tes PCR sebesar Rp275 ribu di Jawa-Bali. Saat ini tes PCR menjadi syarat pelaku perjalanan udara, dan berpeluang akan diterapkan juga di moda lain.

Editor: Sindu

  • PCR
  • Tes PCR Naik Pesawat
  • pandemi covid-19
  • Covid-19
  • Satgas Covid-19

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!