BERITA

Kemenkes: Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Cegah Kematian Covid-19

"Faktor penyakit komorbid menjadi dasar peningkatan meninggalnya pasien COVID-19 yang di antaranya karena faktor hipertensi, sesak napas karena kelainan paru-paru, asma, TBC, dan diabetes."

Ardhi Rosyadi

Kemenkes: Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular Cegah Kematian Covid-19
Ilustrasi Petugas Pemakaman Membawa Jenazah Pasien Covid-19

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan mengatakan upaya deteksi dini penyakit tidak menular di masyarakat bisa menjadi salah satu pencegahan tingkat keparahan COVID-19 atau bahkan mencegah kematian akibat virus corona.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Cut Putri Ariane mengatakan faktor penyakit komorbid menjadi dasar peningkatan meninggalnya pasien COVID-19. Di antaranya karena faktor hipertensi, sesak napas karena kelainan paru-paru, asma, TBC, dan diabetes.

"Sehingga pemeriksaan faktor risiko harus menjadi budaya di masyarakat untuk menekan angka penyakit tidak menular," kata Cut Putri, mengutip siaran pers Kementerian Kesehatan, Kamis (8/10/2020).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018, yang terbanyak mengidap penyakit tidak menular adalah ASN, TNI/POLRI.

Sehingga, kata Cut Putri, budaya memeriksa faktor risiko harus dilakukan di perkantoran atau di klinik di area perkantoran dan dilakukan sejak dini. 

Dengan melakukan pengukuran rutin setiap bulan setidaknya untuk tekanan darah, gula darah sewaktu dam indeks masa tubuh dapat memantau kondisi kesehatan dan bisa menemukan gangguan kesehatan secara dini. 

Pemeriksaan kesehatan harus dilakukan khususnya bagi laki laki yang memiliki lingkar perut lebih dari 90 centimeter dan perempuan dengan lingkar perut lebih dari 80 centimeter. 

“Budaya memeriksa faktor risiko harus dilakukan di masyarakat, bisa di Klinik perkantoran atau di Posbindu PTM. Lakukan sebulan sekali, ukur tekanan darah, ukur gula darah sewaktu, ukur indeks masa tubuh” kata Cut Putri.

Ia menambahkan penyakit tidak menular merupakan penyakit jangka panjang yang terjadi akibat pola perilaku tidak sehat selama tiga sampai lima tahun sebelumnya. Misalnya pola makan yang tidak sehat karena mengkonsumsi gula, garam, lemak berlebih, malas bergerak, kurangnya aktifitas fisik.

Semua faktor risiko tersebut, kata Cut Putri, dapat dicegah dengan melakukan perubahan perilaku menjadi lebih sehat.

Dia menekankan pengendalian faktor risiko juga harus dilakukan sedini mungkin dan masyarakat harus memiliki kesadaran kesehatan agar penyakit semakin mudah diobati. Dengan begitu, tidak terlambat jika diketahui terdapat penyakit tidak menular.

“Semakin cepat faktor risiko diketahui, semakin cepat pencegahan di hulu bisa kita lakukan, sehingga angka kematian akibat penyakit tersebut ataupun COVID-19 dapat kita tekan,” tegasnya.

Di masa pandemi, Kementerian Kesehatan memberikan fleksibilitas kepada orang yang memiliki penyakit tidak menular dengan memberikan kemudahan mendapatkan obat untuk jangka dua bulan ke depan guna mengurangi mobilitas ke fasilitas layanan kesehatan yang dinilai lebih berisiko tertular virus COVID-19.

Editor: Agus Luqman

(Redaksi KBR mengajak untuk bersama melawan virus covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.)

  • COVID-19
  • #IngatPesanIbu
  • #cucitanganpakaisabun
  • #pakaimasker
  • #jagajarak
  • #hindarikerumunan
  • #satgascovid19
  • #KBRLawanCovid19

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!