KBR, Jakarta - Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi target cyber crime tertinggi di dunia.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengungkapkan, hari ini (Senin, 1/10/2019) Indonesia menduduki peringkat kedua setelah Mongolia yang mendapat serangan cyber terbanyak.
“Saya saja monitor setiap hari serangan-serangan berapa banyak nih. Indonesia itu negara selalu masuk 10 negara besar target serangan di dunia. Dalam sehari, di dunia cyber attack itu ada satu juta lebih,” ujar Rudiantara, di Kantor Kemenko bidang Perekonomian, Selasa (1/10/2019).
Menurut Rudiantara sebelum penanganan cyber dilimpahkan ke Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), kementeriannya sudah membuat pola pengamanan untuk sektor perhubungan udara, energi dan keuangan.
Menurutnya, tiga hal tersebut rentan mendapat serangan cyber, hanya saja menurut Rudiantara, memang pengamanan itu tidak dipublikasikan ke publik namun selalu menjadi prioritas.
Kendati begitu ia mengatakan rencana RUU Ketahanan dan Keamanan Siber (KKS) menjadi hal yang perlu dipikirkan dan rencananya pemerintah akan bekerjasama dalam menyusunnya nanti.
“RUU KKS kan ditunda, itu inisiatif DPR. Tapi nanti kita ajak ekosistem siapapun yang berkepentingan dengan resiliensi dari cyber ikut agar tidak gampang di-hack,” ujarnya.
Menurutnya, dalam sehari di dunia terdapat 66 juta serangan cyber, dan satu juta lebih menyerang Indonesia.
Kendati begitu serangan cyber biasanya berbentuk malware atau proxy. Serangan itu kebanyakan menyerang data dan sistem. Saat ditanya mengapa Indonesia menjadi target serangan, Rudiantara mengatakan belum mengetahui alasan pasti.
Editor: Fadli Gaper