BERITA

Terduga Teroris Cirebon Siapkan Bom dengan Racun

Terduga Teroris Cirebon Siapkan  Bom dengan Racun

KBR, Jakarta- Kepolisian menyebut terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) akan mengunakan bom racun untuk menyerang. Juru bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo mengatakan, Bahan yang digunakan seperti asam nitrat (HNO3), urea (CON₂H₄), methanol (CH₃OH), RDX (O₂NNCH₂)₃, dan  hexamethylene triperoxide diamine (HMTD) yang akan diracik dan dijadikan bom yang ditambah racun Abrin.

"Karakteristiknya cukup berbahaya dengan jumlah kurang lebih 0.7 mikrogram, racun ini dapat membunuh 100 orang. Kemudian racun jenis ini sampai dengan hari ini memang masih didalami oleh laboratorium forensik Polri didapat dari mana," ujar juru bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo di Humas Mabes Polri, Selasa (15/10/2019).


Dedi Menambahkan hingga saat ini, Densus 88 telah menangkap 26 terduga teroris di beberapa wilayah di Indonesia. Mereka ditangkap di Banten, Bandung, Jakarta, Bali, Jambi, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Jambi hingga Cirebon. Penangkapan itu terhitung sejak Kamis (10/10) hingga Senin (14/10) kemarin.

 

Dalang Medsos

Kepolisian   mengungkap dalang dibalik  pembentukan grup di Telegram untuk kelompok teroris. Juru bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo mengatakan, grup tersebut dibuat untuk berkomunikasi antaranggota teroris, sekaligus tempat untuk memberitahukan aksi.

"Untuk mastermind dari kelompok ini adalah saudara R alias Putra alias Pedagang  Berdebu, mastermind kelompok yang terstruktur melalui jaringan media sosial. Ditangkap di daerah muara Jambu, Jambi. keterlibatannya kelompok ini memiliki keterkaitan dengan kelompok Abu Zee yang ditangkap 23 September 2019," ujar juru bicara Mabes Polri Dedi Prasetyo, Senin (14/10/2019).


Baca: Densus Tangkap Pemimpin JAD Cirebon 

Dedi menyebut jaringan teroris di media sosial Telegram, memiliki sistem berbeda dengan jaringan lainnya. Mereka bekerja secara independen, spontan dan tak terstruktur.

Kata dia, saat   ingin melakukan aksi teror, mereka akan memberitahu kawannya di grup telegram tersebut. Menurut Dedi, mereka tak memerlukan rencana yang pasti untuk melaksanakan aksi.


Rangkaian Penangkapan

Detasemen Khusus 88 Antiteror telah menangkap sedikitnya 22 terduga teroris di sejumlah daerah, sejak insiden penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto di Pandeglang, Banten pekan lalu.

Ke-22 terduga teroris yang ditangkap itu, berinisial SA alias Abu Rara, FA, WB alias Budi, AP, ZA, S alias Jack Sparrow, R alias Putra, TH, NAS, A, RF, JF, WA, ABS alias Arif Hidayat, PH, M, JJ, AAS, MRM alias Rivki, dan UD.

Juru bicara Polri Dedi Prasetyo mengatakan, penangkapan puluhan terduga teroris itu merupakan pengembangan dari sejumlah terduga teroris yang telah ditangkap Densus 88.

"Jadi sampai dengan hari ini ada 22 tersangka terorisme yang berhasil dilakukan preventif strike oleh aparat Densus 88. Yang jelas tim Densus 88 masih melakukan kerja keras mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa terjadi," katanya ditemui di Mabes Polri, Senin (14/10/2019).


Dedi menyebut, terduga teroris ditangkap di beberapa wilayah di Indonesia, antara lain, Banten, Bali, Jakarta, Sulawesi Utara, Jambi, Sulawesi Tengah, Jawa Barat dan Lampung.


"Densus 88 Antiteror terus berusaha untuk mengembangkan dan tidak menutup kemungkinan menangkap tersangka lain di pelbagai daerah," katanya.


Editor: Rony Sitanggang

  • Teroris
  • penyerangan Wiranto
  • terorisme
  • Polisi
  • Wiranto ditusuk
  • Densus 88

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!