KBR, Jakarta - Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) menilai sektor pendidikan nasional punya banyak masalah serius.
"Pertama adalah kompetensi guru. Kompetensi guru skala nasional masih menyimpan segudang masalah," kata Sekjen FSGI Heru Purnomo dalam rilisnya yang diterima KBR, Rabu (30/10/2019).
"Mengapa kompetensi guru masih rendah? Salah satu penyebabnya adalah minimnya pelatihan guru oleh pemerintah. Di Jakarta sekalipun," lanjut Heru.
"Secanggih apapun perangkat aplikasi dan kurikulum yang Mas Nadiem desain nanti, jika guru belum dibenahi kompetensinya maka akan sia-sia belaka," katanya lagi.
Baca Juga:
Mayoritas SMA dan SMK Belum Punya Laboratorium IPA
Mendikbud Nadiem Harus Kejar Pemerataan Pendidikan Nasional
Setumpuk PR untuk Nadiem
Di samping soal kompetensi guru, FSGI meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makariem bisa menyelesaikan masalah-masalah terkait:
- Banyaknya daerah yang belum mengalokasikan anggaran pendidikan 20 persen;
- Maraknya kekerasan di sekolah, baik yang melibatkan guru ataupun murid;
- Banyaknya lulusan SMK yang menganggur, butuh perbaikan kurikulum;
- Kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang membingungkan guru, sulit diimplementasikan;
- Distribusi guru yang tidak merata, terutama untuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar);
- Belum adanya grand design pengelolaan guru yang holistik, dari rekrutmen, pelatihan, sampai distribusi;
- Minimnya kesejahteraan jutaan guru honorer, masih banyak yang bergaji di bawah Rp500 ribu per bulan tapi mendapat beban kerja sama dengan guru tetap.
Selain hal-hal di atas, FSGI juga meminta Nadiem memperbaiki kinerja Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK).
"Fungsi LPTK sebagai lembaga yang menyiapkan, melatih, dan mengelola calon guru menjadi problematika tersendiri, yang juga jadi PR-nya Mas Nadiem," kata Heru.
"Harus ada perubahan radikal membenahi LPTK. Menata ulang kembali keberadaan LPTK yang tidak bermutu yang tersebar di pelosok tanah air, yang tiap semester meluluskan wisudawan calon guru tapi tak pernah ada perkuliahan," katanya lagi.
"Bila perlu Kemdikbud dapat membangun komunikasi intensif dengan kami, organisasi profesi guru dan atau tokoh-tokoh pendidikan, guna menengok kembali blue print dan grand design pendidikan Indonesia," tambah Heru.
Editor: Agus Luqman