BERITA

Potret Pemuda Indonesia, Mayoritasnya Tamatan SMA dan Pekerja Kasar

"Meski digadang-gadang sebagai harapan bangsa, ternyata pemuda Indonesia yang berpendidikan tinggi amatlah sedikit."

Potret Pemuda Indonesia, Mayoritasnya Tamatan SMA dan Pekerja Kasar
Ilustrasi: Pemuda penambang batu padas di perbukitan Desa Bantal, Situbondo, Jawa Timur (18/10/2019). (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Dalam peringatan Sumpah Pemuda ke-91, Senin (28/10/2019) Presiden Jokowi menyatakan harapannya untuk pemuda Indonesia.

"Di tangan pemudalah negara ini akan maju," kata Jokowi, seperti dilansir situs Sekretariat Kabinet RI, Senin (28/10/2019).

Harapan serupa juga disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) baru, Zainudin Amali.

"Wahai pemuda Indonesia, dunia menunggumu. Berjuanglah, lahirkanlah ide-ide, tekad, dan cita-cita, pengorbanan, dan perjuanganmu," kata Zainudin, seperti dilansir situs Sekretariat Kabinet RI, Senin (28/10/2019).


Mayoritas Pemuda Indonesia Tamatan SMA

Berdasar UU 40/2009, definisi "pemuda" adalah setiap warga negara Indonesia, baik perempuan maupun laki-laki, yang berusia 16-30 tahun.

Tapi ironisnya, meski digadang-gadang sebagai harapan bangsa, ternyata pemuda Indonesia yang berpendidikan tinggi amatlah sedikit.

Menurut Statistik Pemuda Indonesia 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas pemuda Indonesia hanya bersekolah sampai SMA. Berikut rincian persentasenya:

    <li><b>Pemuda tamatan SMA/sederajat: 36 persen</b></li>
    
    <li>Pemuda tamatan SMP/sederajat: 32 persen</li>
    
    <li>Pemuda tamatan SD/sederajat: 15 persen</li>
    
    <li><b>Pemuda tamatan Pendidikan Tinggi: 9 persen</b></li>
    
    <li>Pemuda tidak tamat SD: 5 persen</li></ol>
    


    Mayoritas Pemuda Indonesia Pekerja Kasar

    Menurut data BPS saat ini Indonesia memiliki sekitar 63 juta pemuda. Dari jumlah itu, 52 persen atau separuhnya sudah masuk ke sektor kerja.

    Tapi, mayoritasnya bekerja sebagai tenaga kasar. Sedangkan pemuda yang bekerja sebagai teknisi atau tenaga profesional sangat sedikit. Berikut rincian persentasenya:

      <li><b>Tenaga produksi, operator, dan pekerja kasar: 34 persen</b></li>
      
      <li>Tenaga usaha tani, kebun, ternak, hutan dan perburuan: 19 persen</li>
      
      <li>Tenaga usaha jasa: 19 persen</li>
      
      <li><b>Tenaga profesional dan teknisi: 8 persen</b></li>
      
      <li>Tenaga kepemimpinan: 0,5 persen</li></ol>
      

      Di samping minim keahlian profesional, tingkat kewirausahaan pemuda Indonesia juga rendah.

      Menurut data BPS, hanya ada 11 persen pemuda yang membuat usaha sendiri. Sedangkan sekitar 89 persen sisanya bekerja sebagai buruh, karyawan, atau pegawai tidak tetap.


      Baca Juga: Negara Siapkan Rp10 Triliun untuk Bantu Pengangguran


      Sekitar 8 Juta Pemuda Menganggur

      Menurut BPS, sampai tahun 2018 masih ada 13 persen pemuda yang menganggur. Artinya, jika seluruh pemuda Indonesia berjumlah 63 juta orang, maka ada sekitar 8 juta orang yang menganggur.

      BPS mengklaim pemuda pengangguran itu paling banyak berasal dari kelompok tamatan SMA dan Pendidikan Tinggi.

      "Hal ini terjadi karena umumnya pemuda dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki daya tawar untuk memilih-milih pekerjaan. Sementara itu, mereka yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah akan menerima segala macam pekerjaan yang bisa memberi mereka penghasilan," tulis BPS dalam laporannya.

      "Jika kondisi ini (pengangguran) dibiarkan terus menerus, pemuda yang digadang-gadang menjadi penerus bangsa pada akhirnya hanya akan menjadi beban keluarga, pemerintah, dan masyarakat luas," sebut BPS.

      Editor: Agus Luqman

  • pemuda
  • sumpah pemuda
  • pendidikan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!