BERITA

Polri: Para Terduga Teroris Tak Mengincar Pelantikan Presiden

""Mereka belum diketemukan jejak akan melakukan upaya-upaya amaliyah atau serangan terorisme di perhelatan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih.”"

Polri: Para Terduga Teroris Tak Mengincar Pelantikan Presiden
Personel Tim Densus 88 Polri berjaga dalam penggeledahan rumah orang tua salah satu terduga teroris di Bandar Lampung, Selasa (15/10/2019). (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Selama kurun waktu 10-15 Oktober 2019 Polri mengklaim telah menangkap 26 tersangka teroris.

Para teroris itu ditangkap di berbagai daerah seperti Cirebon, Bandung, Lampung, Jakarta, Bekasi, Jambi, Jawa Tengah, Sulawesi Tengah, Bekasi Utara, dan Bali.

Menurut juru bicara Polri Dedi Prasetyo, para teroris itu sama sekali tidak mengancam keberlangsungan acara pelantikan presiden yang dijadwalkan pada hari Minggu mendatang (20/10/2019).

"Dari hasil analisa yang dilakukan oleh Densus 88 dan pemeriksaan terhadap tersangka, mereka belum diketemukan jejak akan melakukan upaya-upaya amaliyah atau serangan terorisme di perhelatan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih,” kata Dedi dalam situs Humas Polri, Selasa (15/10/2019).

Menurut Dedi, para tersangka teroris itu berafiliasi dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dedi mengklaim mereka sudah berencana menyerang tempat ibadah dan markas polisi di daerah-daerah.

"(Kalau JAD) Cirebon hendak menggunakan society bomber, sedangkan JAD Bandung melakukan serangan dengan menggunakan beberapa senjata. Seperti senjata angin, air soft gun, pisau dan beberapa senjata tajam untuk menyerang (polisi) secara personal maupun di tempat-tempat yang saya sebutkan tadi," katanya lagi, seperti dilansir Antara, Selasa (15/10/2019).

Editor: Agus Luqman

  • pelantikan presiden
  • terorisme
  • Teroris

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!