KBR, Jakarta- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan pemerintah Amerika Serikat (AS) menjalin kerja sama untuk mengatasi ancaman radikalisme di Indonesia.
Kerja sama itu dibahas dalam pertemuan Ketua PBNU Said Aqil Siradj dengan Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph Donovan di Jakarta, Senin (21/10/2019).
"Banyak sekali pembahasan yang positif dibicarakan dan saling menyamakan pendapat, terutama tentang radikalisme, kekerasan, terorisme, dan tindakan intoleran," kata Ketua PBNU Said Aqil Siradj, seperti dilansir Antara, Senin (21/20/2019).
PBNU Berencana Kelola Beasiswa dari AS
Menurut Said, PBNU dan AS akan berupaya mencegah radikalisme di Indonesia lewat pendidikan dan budaya.
"Kita akan tukar menukar pandangan, pendapat, pertukaran mahasiswa dan dosen, serta program beasiswa antara Indonesia dan Amerika Serikat," kata Said.
Said menjelaskan selama ini program beasiswa dari pemerintah AS hanya disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Namun, Said mengupayakan agar ke depannya beasiswa itu bisa disalurkan juga lewat PBNU.
"Seperti Al-Azhar Mesir itu setiap tahun memberikan jatah (beasiswa) 50 orang untuk pesantren, termasuk Maroko dan Turki," kata Said.
Di kesempatan sama, Duta Besar AS Joseph Donovan mengonfirmasi bahwa dirinya memang membahas kerja sama pendidikan dengan PBNU.
"Kita bahas upaya meningkatkan pertukaran pendidikan, salah satunya membantu Universitas Nahdlatul Ulama untuk bisa membangun hubungan dengan universitas di Amerika Serikat," kata Joseph, seperti dilansir Antara, Senin (21/10/2019).
"Saya selalu menghormati NU, yang merupakan contoh Islam moderat dan jadi contoh di Indonesia dan juga di seluruh dunia," katanya lagi.
Editor: Sindu Dharmawan