KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengklaim kondisi keberagaman di Indonesia sebenarnya sudah baik. Anggapan ini muncul karena menurutnya, negara-negara lain memuji toleransi di Indonesia. Meski ia mengakui, akhir-akhir ini urusan politik justru muncul jadi faktor pemecah-belah.
"73 tahun merdeka, sebetulnya kita ini nilainya sudah A. Sudah rampung. Negara lain melihat kita terkagum-kagum. Tapi, gara-gara pilihan bupati, pilihan wali kota, pilihan gubernur, pilihan presiden, nah ini. Dimulai dari sini," kata Jokowi saat membuka Pertemuan Pimpinan Gereja dan Rektor Perguruan Tinggi Agama Kristen Seluruh Indonesia di Istana Negara, Rabu (24/10/2018).
Jokowi kembali mengingatkan masyarakat, jangan mau diadu domba hanya karena pilihan politik. Menurutnya, konflik hanya akan merugikan bangsa dan membawa kemunduran terhadap peradaban.
Sebab menurut politikus PDIP tersebut, dalam setiap konflik, perempuan dan anak-anak biasanya paling banyak jadi korban.
Kendati begitu, sebelumnya Komnas HAM justru menilai kondisi keberagaman di Indonesia selama empat tahun pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla tidak istimewa. Komnas HAM mencatat masih banyak kejadian intoleransi terjadi dan kasus-kasus lama yang belum selesai. Yang terbaru, penyegelan tiga gereja di Jambi.
Baca juga:
- Mediasi Masalah Segel Gereja di Jambi Memunculkan Opsi Relokasi
- SETARA: Pelanggaran Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan Meningkat
Editor: Nurika Manan