BERITA

Jokowi Jengkel Dana Kelurahan Dituding Politis

"Presiden Joko Widodo mengaku jengkel dengan ulah sebagian politikus yang kerap mengaitkan program pemerintah dengan kontestasi politik 2019."

Ria Apriyani

Jokowi Jengkel Dana Kelurahan Dituding Politis
Presiden Joko Widodo saat Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat di kawasan Marunda, Jakarta Utara, Rabu (17/10/2018). (Foto: ANTARA/ Dhemas R)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo  mengaku jengkel dengan ulah sebagian politikus yang kerap mengaitkan program pemerintah dengan kontestasi politik 2019. Kali ini, menyasar program pemberian dana kelurahan yang tertera dalam RAPBN tahun depan. Menurut Jokowi, ada sejumlah politikus yang memanfaatkan isu ini untuk menyerangnya.

Ungkapan tersebut disampaikan Jokowi ketika membagikan sertifikat kepada masyarakat Jakarta Selatan, Selasa (23/10/2018).

"Kenapa setiap hal dihubungkan dengan politik? Itu kepandaian para politikus mempengaruhi masyarakat. Saya titip hati-hati. Banyak politikus yang baik, tapi banyak sekali politikus yang sontoloyo," kata Jokowi di Lapangan Ahmad Yani, Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (23/10/2018).

Dia menepis kecurigaan sejumlah pihak bahwa dana kelurahan dikeluarkan untuk mendulang suara di pilpres 2019 . Kata dia, program tersebut dirancang untuk membantu pembangunan jalan maupun selokan di kampung-kampung perkotaan.

"Tapi kok rame. Saya juga heran. Ini dana untuk rakyat kok. Untuk memperbaiki jalan di kampung, selokan di kampung." 

Jokowi pun meminta masyarakat berhati-hati menyaring informasi yang diterima. Menurut dia, sekarang ini publik juga sudah lebih matang dalam berpolitik. Jokowi menekankan, agar masyarakat tidak terpecah-belah hamya karena masalah politik.



Editor: Nurika Manan

  • #Indonesia2019
  • Presiden Jokowi
  • Presiden Joko Widodo
  • dana kelurahan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!