HEADLINE

Yayasan Herb Feith Australia Sangkal Tudingan Sebarkan Komunisme

"Peneliti Herb Feith, Jemma Purdey mengatakan, ketiga buku tersebut hanya memuat kisah-kisah para korban 1965 dan keluarganya, bukan membahas komunisme."

Yayasan Herb Feith Australia Sangkal Tudingan Sebarkan Komunisme

KBR, Jakarta - Salah satu pengisi acara Ubud Writers and Readers Festival, Bali membantah tudingan akan mempromosikan paham komunisme. Salah satu pengisi acara adalah Yayasan Herb Feith di Monash University Australia yang akan meluncurkan 3 buku mengenai 1965 dalam festival tersebut.

Buku yang sedianya akan diluncurkan adalah terjemahan bahasa Inggris dari 3 buku Indonesia yang membahas peristiwa 1965. Buku tersebut yaitu Kenangan Tak Terlupa, Memecah Kesunyian, dan Kebenaran Akan Terungkap. Yayasan Herb Feith juga sedianya membuka pameran foto.


Peneliti Herb Feith, Jemma Purdey mengatakan, ketiga buku tersebut hanya memuat kisah-kisah para korban 1965 dan keluarganya. Sehingga, tuduhan menyebarkan komunisme tidaklah berdasar. "Merespon tuduhan kami menyebarkan ideologi komunisme, ini bukan tentang itu. Kita akan mendapatkan cerita yang menggugah dari buku tersebut," jelas Jemma kepada KBR melalui sambungan internasional, Minggu (25/10/2015) malam.


Peneliti Herb Feith, Jemma Purdey menjelaskan pihaknya kecewa dengan pembatalan mendadak oleh Kepolisian Indonesia. Padahal pihaknya telah menyiapkan peluncuran buku tersebut selama 10 bulan terakhir.  “Buku ini lebih membuka kisah-kisah pribadi, sebagai pemulihan buat para korban. Jika kami boleh menjalankan acaranya, akan ada penampilan musik dan foto-foto,”  ujarnya.


Sebelumnya, Ubud Writers and Readers Festival membatalkan tiga mata acara yang membahas 1965 karena tidak diizinkan Kepolisian. Kepolisian berdalih acara itu akan menimbulkan keresahan.


Editor: Damar Fery Ardiyan




 

  • ubud writers and readers festival
  • komunisme
  • yayasan herb feith
  • korban 1965
  • petatoleransi_02Bali_merah
  • Toleransi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!