KBR, Jakarta - Komisi Perhubungan DPR meminta pemerintah memperketat pengawasan terhadap maskapai penerbangan perintis.
Wakil Ketua Komisi Perhubungan Yudi Widiana Adia mengatakan standar keselamatan pesawat perintis dan reguler tidak bisa disamakan. Salah satunya terkait jalur penerbangan pesawat di daerah terpencil.
Yudi mengatakan perlunya keahlian atau jam terbang pilot di daerah-daerah dengan medan terbang dan cuaca yang sering berubah-ubah.
"Untuk safety justru harus ditingkatkan. Kalau perintis kan selalu pakai Twin Otter, biasanya terbang di bawah ketinggian 8000 kaki, awan banyak, angin besar dan oksigennya masih tinggi. Di sini butuh skill pilot yang lincah, untuk membawa pesawat yg dia kemudikan," kata Yudi Widiana Adia dalam perbincangan KBR Pagi, Senin (5/10).
Pesawat perintis jenis Twin Otter milik maskapai Aviastar jurusan Masambu, Kabupaten Luwu menuju Kota Makassar Sulawesi Selatan hilang kontak pada Jumat lalu. Pesawat yang dikemudikan Pilot Irifriadi itu hilang sekitar pukul 14.25 WITA. Hingga hari ini pesawat belum ditemukan.
Pencarian pesawat dilakukan dari daerah Palopo ke arah selatan, untuk mengikuti jalur titik berangkatnya pesawat dari Masamba ke Makassar. Saat ini, Basarnas menambah area pencarian pesawat dari enam sektor menjadi sembilan sektor. Fokus utama pencarian di laut sekitar Buol Sulawesi Tengah. Posisi terakhir pesawat itu diketahui berjarak 32 kilometer dari Masamba, Sulawesi Selatan.
Pesawat berbadan kecil buatan Kanada yang naas itu mengangkut tujuh orang penumpang dan tiga awak pesawat.
Editor: Agus Luqman