BERITA

Dana Tambang Pasir ilegal di Lumajang, Jawa Timur Juga Mengalir ke Pemda, LSM sampai Wart

"Propam Polri akan periksa tiga polisi dari Polsek Pasirian pada Kamis mendatang."

Dana Tambang Pasir ilegal di  Lumajang, Jawa Timur Juga Mengalir ke Pemda, LSM sampai Wart
Ilustrasi (Komunal Stensil)

KBR, Jakarta - Kepolisian akan menelusuri nama-nama yang disebut Kepala Desa Haryono menerima aliran dana hasil tambang pasir illegal. Menurut Juru Bicara Polda Jatim Raden Prabowo Argo Yuwono, uang dari hasil tambang pasir illegal mengalir ke TNI, polisi, pemda, wartawan dan LSM. Kata dia, dalam keterangan tersangka Hariyono, dana itu juga mengalir kepada korban pembunuhan, Salim alias Kancil yang menerima dana Rp 1 juta.

"Tadi dari Kades di kesaksiannya itu ada duit mengalir kepada Polri kepada TNI, kepada Pemda, wartawan dan LSM ada semua. Disebutkan juga tadi nama-namanya yang menerima. Nama-nama yang disebut ada juga tentara, nanti reskrim telusuri," jelas Juru bicara Polda Jawa Timur, Raden Prabowo Argo Yuwono kepada KBR, Senin (12/10/2015).

Juru Bicara Polda Jawa Timur, Raden Prabowo Argo Yuwono menambahkan, belum ada penambahan terperiksa dari anggota kepolisian yang menerima aliran dana pasir illegal di Desa Selok Awar-Awar. Kata Argo, Propam Polri akan kembali memeriksa tiga   polisi dari Polsek Pasirian pada   Kamis mendatang.

Pada Sabtu 26 September 2015, Salim kancil dan Tosan dua warga Desa Selok Awar-awar, Pasirian, Lumajang  menjadi korban penculikan dan penganiayaan preman.  Salim Kancil tewas mengenaskan dan sedangkan Tosan luka parah hingga kritis. Dua warga itu   getol menolak kegiatan penambangan pasir di desanya. Diduga penganiayaan itu terkait dengan kegiatan penambangan pasir di daerah itu.  Kepolisian telah menetapkan puluhan orang sebagai tersangka.   


Editor: Rony Sitanggang

  • Juru Bicara Polda Jatim Raden Prabowo Argo Yuwono
  • Salim Kancil
  • gratifikasi
  • upeti
  • aliran dana pasir illegal di Desa Selok Awar-Awar

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!