NASIONAL

Nasib Wisata Senggigi Minim Akses Jalan dan Krisis Air Bersih

"KBR, Mataram - Meskipun dekat dengan destinasi wisata Senggigi, nasib ribuan warga desa Batu Layar, kecamatan Batu Layar Lombok Barat (Lobar) yang tinggal di atas perbukitan sangat memprihatinkan. Mereka kesulitan air bersih dan infrastruktur jalan."

Zainudin Syafari

Nasib Wisata Senggigi Minim Akses Jalan dan Krisis Air Bersih
Wisata Senggigi, NTB

KBR, Mataram - Meskipun dekat dengan destinasi wisata Senggigi, nasib ribuan warga desa Batu Layar, kecamatan Batu Layar Lombok Barat (Lobar) yang tinggal di atas perbukitan sangat memprihatinkan. Mereka kesulitan air bersih dan infrastruktur jalan.

Beberapa dusun di atas perbukitan Batu Layar seperti dusun Penanggak, Bunut Boyot, Paok Lomboq dan Pelolat selama ini dihadapkan dengan fasilitas dasar yang sangat minim.

Muhai, salah seorang warga Penanggak Barat bercerita jalan dari desa Bengkaung sampai Melase dekat kantor Camat sudah dibuka sejak tahun 2007 lalu. Namun sayangnya akses jalan tidak kunjung bagus. Kendaraan yang mampu naik hanya kendaraan roda dua, sementara kendaraan roda empat sama sekali tidak bisa naik kesana.

“Sampai sekarang jalan itu tidak pernah dikeraskan lagi. Kondisinya sudah kembali seperti semula. Yang memperbaiki jalan itu warga dengan dana sedikit demi sedikit. Kami minta kepada pemerintah bagaimana caranya agar jalan itu bisa dihot mix," ujarnya.

Letak geografis yang tinggi membuat beberapa dusun di desa Batu Layar memang selalu krisis air bersih. Namun jika akses jalan bagus, itu memudahkan kendaraan roda empat untuk membawa alat pengeboran untuk memperoleh air.

“Pas 5 km dari kantor Camat itu naik ke sini. Bahkan disini sudah ada SD, SMP kan. Kita harapkan pemerintah agar bagaimana pendidikan disini itu bisa berjalan dengan baik, sehingga guru-guru yang telat datang itu bisa cepat datang. (Bisa kendaraan roda empat masuk?) Tidak bisa hanya roda dua, itupun dipaksanakan." ujar Muhai, Rabu (29/10)

Kepala Dusun Paok Lomboq, Sapiri mengatakan warga yang tinggal di 4 dusun di perbukitan Batu Layar sekitar 1.400 kepala keluarga atau 3.000 jiwa. Air bersih selama musim kemarau ini sangatlah sulit. Air besih bisa dibeli dengan harga Rp 15 ribu untuk satu jerigen berisi 20 liter. Dia meminta kepada pemerintah daerah agar menyambungkan pipa air dari mata iar Pancoran menuju kampungnya.

“Anggaranya hanya sekitar Rp 15 juta. Kalau yang mengerjakan kan kami dengan cara gotong royong,” aku Sapiri.

Lainnya, salah seorang remaja dusun Penanggak Dedi Zulhandi menjelaskan akibat akses jalan yang tidak layak, banyak orang yang sakit terpaksa digotong dengan kain sarung menuju ke Puskesmas.

"Banyak sekali yang melahirkan terpaksa digotong. Bahkan orang tua saya yang sakit kemarin tiga kali digotong turun oleh warga. Panjangnya 5 km sampai kantor camat Batu Layar,” ujarnya.

Sementara itu anggota DPRD NTB dari daerah pemilihan Lombok Barat, M Hadi Sulthon mengatakan keluhan masyarakat itu semuanya perioritas karena menyangkut kebutuhan dasar. Dia berharap pemerintah daerah bisa menangani dengan segera baik untuk mengatasi krisis air dan pembangunan infrastruktur jalan.

"Kecamatan Batu Layar ini penghasil PAD terbesar bagi Kabupaten Lombok Barat. Jadi kalau kita hitung-hitung kenapa tidak bisa kita bantu dengan proporsional. Program jangka pendek, jalan bisa kita bantu dengan rabat jalan. Kalau untuk air mungkin bisa dibantu dengan pompa air kecil-kecilan,” kata Sulthon.

Editor: Pebriansyah Ariefana

  • Wisata Senggigi
  • NTB

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!