NASIONAL

Penghapusan Subsidi Pupuk Menuai Protes

"KBR68H, Jakarta - Langkah pemerintah menghapus subsidi pupuk dinilai tidak tepat. Manajer Kampanye dan Advokasi Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Said Abdullah mengatakan, peghapusan subsidi pupuk bakal memperbesar biaya operasional bagi petani."

Rony Rahmata

Penghapusan Subsidi Pupuk Menuai Protes
pupuk subsidi, dihapus, petani, suswono

KBR68H, Jakarta - Langkah pemerintah menghapus subsidi pupuk dinilai tidak tepat. Manajer Kampanye dan Advokasi Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Said Abdullah mengatakan, peghapusan subsidi pupuk bakal memperbesar biaya operasional bagi petani. Said mencontohkan di negara maju sekalipun subsidi untuk petani tetap diperlukan.

”Amerika sebagai negara maju, tahun 2012 mengalokasi 172 miliar dolar untuk mensubsidi petaninya. Jika Indonesia yang selama ini mengklaim negara agraris, terus menghapus subsidi pupuk, apa itu tidak terbalik,"ujar Said Abdullah dalam Program Sarapan Pagi KBR68H, Selasa (1/10).

Menteri Pertanian Suswono mengusulkan penghapusan susbisi pupuk. Rencananya dana subsidi yang selama ini diberikan ke PT Pupuk Indonesia akan dialihkan untuk pembangunan infrastruktur pertanian seperti irigasi dan jalan di sekitar kawasan pertanian.

Suswono mengatakan jika pupuk tak lagi bersubsidi, petani tidak perlu khawatir terjadi kelangkaan. Ia meyakini dengan pencabutan subsidi, pasar pupuk menjadi terbuka. Akibatnya suplai pupuk lebih stabil dan petani lebih mudah mendapatkan pupuk.

Tahun ini, pemerintah mengalokasikan Rp 15,83 triliun untuk subsidi pupuk. Pada 2014, pemerintah mengusulkan kenaikan subsidi pupuk sebesar Rp 21,04 triliun yang terdiri dari subsidi pupuk Rp 18,04 triliun dan kekurangan bayar subsidi pada 2012 sebesar Rp 3 triliun.

Editor: Doddy Rosadi

  • pupuk subsidi
  • dihapus
  • petani
  • suswono

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!