KBR, Jakarta- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyoroti harga beras yang berada di atas harga eceran tertinggi (HET) atau harga acuan pemerintah HET seperti yang disampaikan badan pangan nasional (Bapanas). Kata dia, perlu upaya penguatan agar cadangan beras di Bulog betul-betul posisi dia dalam posisi aman yakni minimal dua juta ton sampai dengan akhir tahun.
Kata Tito, hal ini bukan perkara gampang, sebab masih adanya sejumlah tantangan yang dihadapi pemerintah.
"Ini mungkin enggak gampang karena kita harus menyerap produksi dalam negeri yang juga berkurang dan harganya mungkin maha. Bisa ada yang berani pedagang-pedagang besar membeli lebih mahal lebih tinggi daripada harga Bulog. Itu tantangannya. Yang kedua juga dari luar negeri ada beberapa negara yang biasanya kita mengimpor negara tersebut, mereka menahan untuk produk untuk kebutuhan dalam negerinya. Kalaupun melepas dengan harga yang tinggi. Ini tantangan kita," kata dia saat Rakor Pengendalian Inflasi (4/9/23).
Ia juga menyoroti tantangan lain yakni penurunan produksi beras akibat fenomena El Nino di seluruh dunia termasuk di India, Asia Tenggara dan daerah penghasil beras lainnya termasuk Indonesia. Ia juga menyebut adanya potensi kenaikan permintaan terhadap beras saat menghadapi tahun politik.
Baca juga:
- Inflasi Tak Terkendali, Tito Ancam Copot Pj Kepala Daerah
- BPS: Beras Sumbang Inflasi Terbesar Setahun
Mendagri Tito Karnavian mengatakan, pemerintah akan memberikan atensi khusus sekaligus melakukan rapat terkait beras.
"Ini tahun politik tadi demand akan beras mungkin akan naik. Ini mungkin kadang-kadang yang belum dihitung ya. Karena banyak bantuan-bantuan kepada masyarakat oleh kontestan dalam bentuk beras. artinya di satu sisi demand akan tinggi tapi berasnya diberikan kepada masyarakat yang tidak mampu. Bagus juga ada sisi yang lain yang bagus. Ini yang perlu kita hitung betul," kata dia.
Editor: Rony Sitanggang